Seperti dilaporkan media lokal, CNN Philippines dan media Singapura, Straits Times, Senin (19/2/2018), pria asing bernama Fehmi Lassqued ditangkap pasukan keamanan Filipina pada akhir pekan kemarin.
CNN Philippines menyebut Lassqued merupakan warga negara Tunisia. Namun Straits Times menyebut Lassqued sebagai warga negara Mesir yang menggunakan paspor palsu asal Tunisia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salipada yang berusia 32 tahun disebut berasal dari kota Tupi di Provinsi Maguindanao, yang diketahui menjadi markas militan lokal.
Sejumlah senjata api dan bahan untuk membuat bom pipa disita dari Lassqued. Baik Lassqued maupun Salipada dijerat dakwaan kepemilikan senjata api, amunisi dan komponen bom rakitan.
Dalam konferensi pers, Dela Rosa menyebut Lassqued sebagai 'komandan' dan 'perunding pemerintahan' pada ISIS di Suriah.
"Di Filipina, dia seorang perekrut. Tapi dia mantan perunding antara ISIS dan pejabat pemerintah lokal di Suriah dan Turki. Dia seorang mantan komandan ISIS di Suriah dan Turki. Kami telah menyita sebuah bendera ISIS darinya," ucap Dela Rosa.
Menurut Dela Rosa, Lassqued masuk ke Filipina sejak Juli 2016 dengan paspor palsu. Selama di Filipina, dia diketahui kerap bepergian 'keluar dan masuk Manila'. Kepada wartawan setempat, Lassqued mengakui dirinya 'sebelumnya anggota ISIS'. Dia menjadi warga negara asing terkait ISIS kedua yang ditangkap di Filipina sepanjang tahun ini.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini