Unjuk rasa besar-besaran yang berawal memprotes kondisi ekonomi Iran yang sulit, pecah pada akhir Desember 2017. Unjuk rasa itu menyebar ke lebih dari 80 kota dan menyebabkan 25 orang tewas. Motif unjuk rasa yang awalnya fokus pada kenaikan harga dan dugaan korupsi pemerintah, bergeser ke dimensi politik dengan seruan mundur bagi pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (16/1/2018), sejumlah pejabat kehakiman Iran telah mengumumkan bahwa lebih dari 1.000 penangkapan dilakukan di sejumlah wilayah. Sedangkan anggota parlemen Iran, Mahmoud Sadeghi, pekan lalu menyebut sedikitnya 3.700 orang ditahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua Parlemen Iran, Ali Motahari, seperti dikutip kantor berita IRNA menyatakan 'satu tahanan di Teheran dan dua tahanan di provinsi lain' tewas di penjara. Otoritas kehakiman Iran mengkonfirmasi adanya dua kematian dalam tahanan, namun disebut mereka melakukan bunuh diri.
"Lebih dari 440 orang yang sebelumnya ditangkap dalam kerusuhan Teheran, telah dibebaskan," ucap jaksa Teheran, Abbas Jafari Dolatabadi, seperti dikutip kantor berita Mehr. Dolatabadi menyebut sebagian besar yang ditangkap berasal dari keluarga berpendapatan rendah, dengan rentang usia antara 18-35 tahun.
Otoritas Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap 14 individu dan entitas, terkait praktik pelanggaran HAM di Iran dan dukungan untuk program senjata Iran. AS mendukung unjuk rasa antipemerintah di Iran dan terus mengkritik pemerintahan Presiden Hassan Rouhani.
Salah satu yang dijatuhi sanksi adalah kepala otoritas kehakiman Iran, Ayatollah Sadeq Larijani, yang merupakan sekutu dekat Khamenei. Dalam pernyataannya awal pekan ini, seperti dikutip kantor berita ISNA, Larijani menyebut penjatuhan sanksi terhadap dirinya sebagai kepala otoritas kehakiman sungguh keterlaluan. Dia menegaskan Iran tidak akan tinggal diam mendapat perlakuan semacam itu dari AS.
Khamenei dalam pernyataannya pada 2 Januari lalu, menyatakan musuh-musuh Iran telah menggunakan berbagai cara untuk memberikan pukulan bagi negara tersebut. Tidak disebut lebih lanjut siapa musuh yang dimaksud Khamenei. Namun diketahui selama ini Iran selalu bermusuhan dengan AS dan Arab Saudi.
(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini