Presiden Iran Sebut Demo Besar-besaran Tak Hanya Bermotif Ekonomi

Presiden Iran Sebut Demo Besar-besaran Tak Hanya Bermotif Ekonomi

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 08 Jan 2018 18:51 WIB
Hassan Rouhani (REUTERS/Raheb Homavandi/TIMA)
Teheran - Presiden Iran, Hassan Rouhani menyebut unjuk rasa besar-besaran di negaranya tidak hanya bermotif ekonomi. Target sebenarnya, menurut Rouhani, adalah kalangan konservatif Iran yang menentang kebebasan individu di dalam negeri.

"Akan menjadi salah paham dan juga menjadi penghinaan kepada rakyat Iran untuk mengatakan mereka hanya memiliki tuntutan ekonomi," ucap Rouhani seperti dikutip kantor berita Tasnim dan dilansir Reuters, Senin (8/1/2018).

"Rakyat memiliki tuntutan ekonomi, politik dan sosial," imbuh Rouhani yang mengalahkan kalangan garis keras anti-Barat dalam pemilu tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam kampanyenya saat pemilu lalu, Rouhani menjanjikan lapangan pekerjaan untuk kalangan muda Iran melalui lebih banyak investasi asing. Dia juga menjanjikan ditegakkannya toleransi politik serta kebebasan individu dan keadilan sosial untuk seluruh warga Iran.

Kembali menegaskan janji kampanyenya, Rouhani menyatakan rakyat Iran seharusnya bebas mengkritik semua pejabat Iran tanpa pengecualian.

Para demonstran Iran awalnya mengarahkan kemarahan mereka pada harga berbagai kebutuhan pokok yang terlampau tinggi dan dugaan korupsi oleh pemerintah. Namun kemudian tuntutan protes bergeser ke dimensi politik, yang tergolong langka di Iran. Sejumlah demonstran Iran mulai menyerukan agar Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mundur dari posisinya.


Sebagai Pemimpin Tertinggi Iran, Khamenei merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata Iran, yang disebut sebagai Garda Revolusioner Iran, dan berwenang menunjuk kepala peradilan Iran. Para menteri penting Iran juga dipilih berdasarkan persetujuannya. Tidak hanya itu, Khamenei juga memiliki wewenang atas penentuan kebijakan luar negeri Iran. Jika dibandingkan, Presiden Iran memiliki wewenang lebih kecil darinya.

"Tidak ada pihak yang tidak bersalah dan rakyat diizinkan untuk mengkritik siapa saja," tegas Rouhani.

Rouhani juga menolak seruan dari ulama garis keras Iran yang meminta pemerintah memblokir secara permanen akses ke media sosial dan aplikasi pesan singkat. Pemblokiran sementara sempat dilakukan saat unjuk rasa besar-besaran melanda Iran sejak Desember 2017 lalu, karena media sosial dianggap menjadi sarana penggerakan massa.

"Akses rakyat kepada media sosial tidak seharusnya dibatasi secara permanen. Kita tidak bisa acuh tak acuh terhadap kehidupan dan bisnis orang lain," ucap Rouhani.


Pada Minggu (7/1) waktu setempat, Garda Revolusioner Iran menyatakan pasukan keamanan telah mengakhiri unjuk rasa yang melanda Iran selama sepekan terakhir. Unjuk rasa yang menyebar ke lebih dari 80 kota itu, berujung kematian 22 orang dan penahanan lebih dari 1.000 orang.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads