Putin menyebut ledakan yang terjadi pada Rabu (27/12) malam waktu setempat ini sebagai 'aksi teror'. Ledakan berasal dari sebuah bom rakitan yang dimasukkan ke dalam sebuah loker di supermarket setempat. Ledakan ini memicu kepanikan warga setempat.
"Seperti Anda ketahui, aksi teror terjadi di Saint Petersburg kemarin (27/12)," ucap Putin saat menghadiri upacara pemberian penghargaan untuk personel militer yang terlibat operasi di Suriah, seperti dilansir AFP, Jumat (29/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penjelasan terpisah kepada wartawan, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut Putin merujuk pada semua pihak 'yang berencana untuk melakukan aksi teror' di Rusia.
Insiden ledakan di Saint Petersburg terjadi setelah awal bulan ini, Dinas Keamanan FSB mengungkapkan telah berhasil mencegah serangan teror terhadap sebuah Katedral Ortodoks di Saint Petersburg dengan bantuan CIA, Dinas Intelijen Amerika Serikat (AS).
Atas hal itu, Putin telah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden AS Donald Trump.
Diketahui bahwa Rusia melakukan intervensi militer terhadap konflik Suriah sejak tahun 2015 untuk membantu rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Namun keterlibatan Rusia itu menjadikan negara ini sebagai target langsung kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Direktur Dinas Keamanan FSB, Alexander Bortnikov, menyatakan pihaknya tetap waspada atas kembalinya para militan dari Suriah, menjelang pelaksanaan Piala Dunia 2018 dan pemilihan presiden pada Maret tahun depan. Kota Saint Petersburg sendiri akan menjadi lokasi beberapa pertandingan Piala Dunia termasuk saat semifinal.
(nvc/nkn)