Pernyataan keras Iran disampaikan Kementerian Luar Negeri mereka dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (7/12/2017). Menurut Iran, keputusan AS melanggar resolusi internasional.
"Langkah yang dilakukan oleh AS melanggar resolusi internasional," tulis pernyataan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum Trump resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengecam rencana Trump tersebut. Hal itu disebut sebagai tanda kegagalan dan tidak kompetennya AS.
"Bahwa mereka mengklaim ingin mengumumkan Quds sebagai ibu kota wilayah Palestina yang diduduki, itu karena tidak kompetennya mereka dan kegagalan mereka," sebut Khamenei, menggunakan istilah 'Quds' yang merupakan nama Arab untuk Yerusalem, seperti dilansir Reuters, Rabu (6/12).
Khamenei juga menggunakan sebutan 'wilayah Palestina yang diduduki' merujuk pada Israel. Iran sejak lama mendukung kelompok militan Palestina dalam pertempuran melawan Israel.
Reaksi keras terhadap keputusan Trump juga mengalir dari negara-negara lain di dunia. Salah satunya Presiden Prancis Emmanuel Macron.
"Status Yerusalem adalah masalah keamanan internasional yang menyangkut seluruh masyarakat internasional. Status Yerusalem harus ditentukan oleh bangsa Israel dan Palestina dalam sebuah negosiasi di bawah naungan PBB," tutur Macron seperti dilansir dari Reuters, Kamis (7/12). (rna/idh)