Para pekerja pertahanan sipil mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (4/12/2017), setidaknya 17 orang tewas di kota Hamoriya dalam serangan udara ke sebuah pasar dan kawasan permukiman di dekatnya. Serangan udara tersebut dilancarkan pada Minggu (3/12) waktu setempat di sejumlah kota di wilayah pedesaan berpenduduk padat di sebelah timur ibu kota Damaskus, yang dikenal sebagai Ghouta Timur.
Empat warga sipil lainnya tewas dalam serangan udara di kota Arbin, sedangkan korban tewas lainnya terjadi dalam serangan udara di Misraba dan Harasta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah Ghouta Timur telah dikepung oleh pasukan militer Suriah sejak tahun 2013 dalam upaya untuk memaksa para pemberontak menyerah. Beberapa bulan terakhir, pemerintah Suriah telah meningkatkan pengepungan di wilayah tersebut. Warga setempat dan para pekerja kemanusiaan mencetuskan, pengepungan militer Suriah itu telah mengakibatkan timbulnya kelaparan.
PBB menyatakan, sekitar 400 ribu warga sipil yang terjebak di wilayah tersebut menghadapi "bencana total" karena bantuan kemanusiaan oleh pemerintah Suriah tak bisa masuk dan ratusan orang yang membutuhkan perawatan medis segera, tak dibolehkan meninggalkan wilayah tersebut.
"Mereka menargetkan warga sipil... sebuah jet menyerang kami di sana, tak ada pemberontak ataupun pos-pos pemeriksaan," cetus Sadeq Ibrahim, seorang warga di Hamoriya kepada AFP via telepon.
"Semoga Tuhan memberikan pembalasannya atas rezim dan Suriah," tutur warga lainnya, Abdullah Khalil, yang kehilangan beberapa anggota keluarganya dalam serangan udara di Arbin. (ita/ita)











































