Pada Minggu (19/11), Presiden Rivlin menolak untuk mengampuni Elor Azaria, tentara Israel yang divonis 1,5 tahun penjara karena menembak mati seorang penyerang Palestina pada Maret 2016. Azaria tetap menembak penyerang Palestina itu meskipun dia terluka parah dan hanya bisa tergeletak.
Seperti dilansir AFP, Senin (20/11/2017), kepolisian Israel menyatakan pihaknya telah memulai penyelidikan terhadap foto Presiden Rivlin memakai keffiyeh yang beredar luas di media sosial itu. Keffiyeh itu dipakai di bagian kepala, seperti mendiang pemimpin Palestina, Yasser Arafat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tidak diketahui pasti siapa penyebar foto editan itu. Kepolisian Israel juga tidak menyebutkan pihak-pihak yang sedang mereka selidiki maupun delik dugaan tindak pidana yang tengah diselidiki.
Kalangan politikus sayap kanan mengkritik keputusan Presiden Rivlin yang menolak memberi amnesti. Menteri Kebudayaan Israel, Miri Regev, bahkan menyebut Presiden Rivlin telah 'meninggalkan Elor Azaria dan membahayakan institusi pengampunan hukuman'.
Halaman Facebook milik Presiden Rivlin dipenuhi pesan dukungan tapi juga dihujani kritikan. Beberapa kritikan menyebut Presiden Rivlin 'bukan lagi presiden' dan yang lain menudingnya 'menjilat demi menyenangkan teman-teman Arab dan sayap kiri'.
Oren Hazan, anggota parlemen Partai Likud yang juga menaungi Presiden Rivlin, menyerukannya untuk mundur dari jabatannya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini