Dilansir dari CNN, Rabu (1/11/2017), Sayfullo sudah menetap di Amerika Serikat (AS) sejak tahun 2010. Tersangka melancarkan aksinya atas nama ISIS.
Saat melancarkan aksi terornya, Sayfullo ditembak oleh polisi setempat. Kini, ia menjalani perawatan di rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Akibatnya, delapan orang tewas karena serangan. Sebelas orang lainnya mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit.
Seorang saksi mata, Ramon Cruz menceritakan kondisi saat kejadian tersebut. Ia mengatakan pelaku tampak seperti orang frustrasi.
"Dia menyeret kakinya, dia tampak frustrasi, panik, bingung, orang-orang berlari melewati ku, berkata,'Dia punya pistol, dia punya pistol.' Saya tidak melihat senjata apa pun," ujar Ramon. (dkp/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini