Seperti dilansir AFP, Rabu (25/10/2017), pria bernama Esakimuthu ini dalam kondisi kritis di rumah sakit setempat, setelah membakar dirinya sendiri di sebuah kantor pemerintah di Tamil Nadu, India bagian selatan, pada Senin (23/10) waktu setempat.
Namun nahas, istri dan dua anak perempuan dari pria itu tewas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Esakimuthu telah melunasi pinjaman itu, bahkan dia membayar dua kali lipat. Namun sang lintah darat memaksanya untuk membayar bunga yang jauh lebih besar, dilaporkan hingga mencapai US$ 3 ribu (Rp 40 juta).
Ditambahkan Nanduri bahwa Esakimuthu juga ditekan oleh kepolisian setempat untuk membayar bunga tambahan itu. Hal ini membuatnya semakin putus asa. Otoritas setempat tengah menyelidiki sikap kepolisian yang tidak membantu Esakimuthu.
"Kami telah mulai menyelidiki dugaan bahwa polisi tidak membantu pria itu. Seorang polisi telah dimutasi dan keterlibatannya masih diselidiki," ucap Nanduri kepada AFP.
Sang lintah darat, yang tidak disebut namanya, telah ditangkap kepolisian. Dia dijerat dakwaan mendorong aksi bunuh diri dan melanggar undang-undang yang melarang besaran bunga yang berlebihan.
Kebanyakan wilayah India menetapkan praktik peminjaman uang secara komersial sebagai pelanggaran hukum. Pihak yang meminjamkan uang, baik formal maupun tidak formal, dilarang menetapkan suku bunga di atas 21 persen dari jumlah pinjaman.
Ribuan warga India yang berpendapatan rendah, kebanyakan petani, kerap ditolak saat akan meminjam ke bank, sehingga mereka bergantung pada lintah darat saat membutuhkan uang tunai secara cepat. Yang disayangkan, banyak lintah darat yang menetapkan bunga di atas 50 persen dari jumlah pinjaman, sehingga membuat para peminjamnya menderita.
(nvc/nkn)











































