Meski TPS Ditutup, Warga Catalonia Tetap Antre untuk Referendum

Meski TPS Ditutup, Warga Catalonia Tetap Antre untuk Referendum

Dhani Irawan - detikNews
Minggu, 01 Okt 2017 11:28 WIB
Foto: Albert Gea/REUTERS
Barcelona - Warga Catalonia mulai mengantre untuk memberikan suaranya dalam referendum yang telah dilarang pemerintah Spanyol. Ribuan tempat pemungutan suara (TPS) disebut pemerintah Spanyol telah ditutup untuk mencegah referendum.

Dilansir Reuters, Minggu (1/10/2017), ratusan orang mulai mengantre di salah satu titik TPS di sebuah sekolah. Mereka mengantre dari pukul 05.00 waktu setempat, 4 jam sebelum jadwal pembukaan TPS.


"Aku bangun pagi-pagi karena negara membutuhkanku. Kami tak tahu apa yang akan terjadi tapi kami harus berada di sini," ucap Eulalia Espinal I Tarro, seorang pensiunan berusia 65 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya Menteri Dalam Negeri Spanyol mengklaim telah menutup 2.315 TPS pada Sabtu (30/9). Hal itu dilakukan untuk mencegah referendum untuk kemerdekaan Catalonia.

Namun Presiden Regional Catalan Carles Puigdemont menegaskan para pendukungnya tidak akan tinggal diam. Mereka mengambil alih 160 sekolah untuk digunakan menjadi TPS.


Catalonia, wilayah kaya dengan penduduk 7,5 juta orang di timur laut Spanyol memiliki bahasa dan budayanya sendiri, dan menikmati otonomi tingkat tinggi, namun tidak diakui sebagai negara sendiri dalam konstitusi Spanyol.

Tekanan untuk melakukan penentuan nasib sendiri meningkat selama lima tahun terakhir namun pada pemilihan regional 2015, yang dimenangkan oleh sebuah aliansi partai pro-kemerdekaan, sekitar 40% pemilih mendukung partai-partai yang loyal kepada Spanyol.

Sejak tahun 2012, unjuk rasa besar-besaran semacam ini digelar di wilayah Catalonia setiap tahunnya, tepat saat hari nasional mereka pada 11 September. Seruan memerdekakan diri semakin menguat setelah politikus-politikus dari partai pro-kemerdekaan menguasai parlemen daerah Catalonia untuk pertama kalinya pada tahun 2015 lalu.


Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, menyatakan referendum kemerdekaan ini bertentangan dengan hukum. Mahkamah Konstitusional Spanyol telah memerintahkan referendum ini dihentikan, sementara aspek legalitasnya ditentukan. Pemimpin separatis Catalonia bersikeras akan tetap menggelar referendum pada Minggu (1/10).

Menurut perkiraan, hasil referendum akan mendukung kubu 'iya', karena lebih dari 40 persen warga Catalonia yang mendukung kemerdekaan dari Spanyol, akan menggunakan hak suaranya. Diketahui total ada 5,5 juta jiwa pemilih di Catalonia. Kendati banyak dukungan, namun perlawanan dari pemerintah pusat berarti hasil referendum kemungkinan besar tidak akan diakui.

Referendum serupa pernah digelar pada November 2014 dan hasilnya dinyatakan ilegal oleh pemerintah pusat di Madrid. Saat itu hasil referendum menunjukkan mayoritas warga Catalonia ingin berpisah dari Spanyol, namun suara mereka dinyatakan 'non-representatif'. (dhn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads