Hal itu diungkapkan Menlu AS Rex Tillerson yang juga Sekretaris Negara AS saat kunjungannya ke China, Sabtu (30/9). Kunjungan tersebut merupakan tugas pertamanya mewakili AS untuk membahas penghentian program nuklir dan rudal balistik interkontinental milik Korut.
"Kami sedang menjajaki jadi tunggu saja," kata Tillerson kepada wartawan di Beijing, dilansir Reuters, Minggu (1/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan komunikasi terjadi langsung antara Pyongyang, dan melibatkan dua atau tiga channel (saluran) terbuka untuk Pyongyang.
"Kami bisa bicara dengan mereka. Kami akan bicara dengan mereka," ujarnya tanpa mengelaborasi apakah jumlah warga AS ikut ambil bagian dan yang berada dalam kontak atau seberapa sering substansi mereka.
Tujuan utama dari dialog langsung merupakan hal sederhana: menemukan langsung apa yang diinginkan Korut untuk diskusi.
"Kami belum sampai tahap itu," katanya.
Mencoba untuk menjinakkan situasi, Departemen Luar Negeri mengatakan jika Pyongyang tidak menunjukkan tanda-tanda berminat.
"Otoritas Korut telah menunjukkan tidak ada indikasi bahwa mereka tertarik atau berminat berbicara mengenai denuklarisasi," ujar juru bicara wanita, Heather Nauert melalui pernyataannya.
Tillerson sebelumnya hanya sedikit memberikan informasi mengenai perbincangan AS pada 20 September 2017 lalu. Dia mengakui 'sangat, sangat terbatas' kontak dengan utusan PBB Pyongyang.
Ketika ditanya tentang pernyataan Tillerson dan komunikasi apa yang mungkin ada (dibahas) antara Pyongyang dan Washington, juru bicara misi untuk PBB Korea Utara itu mengatakan bahwa dia "tidak dapat menjelaskan lebih jauh."
(ams/fai)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini