"Operasi dimulai pada pertengahan September untuk menghancurkan amunisi kimia yang berlokasi di Pulau San Jose (Panama)," terang Direktur Urusan Legal pada Kementerian Luar Negeri AS, Farah Urrutia, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Jumat (29/9/2017).
Urrutia menyatakan, para spesialis AS tengah bekerja sama dengan mitra di Panama untuk melakukan operasi penghancuran senjata kimia itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dugaan menyebut AS menguji coba gas mustard, fosgen -- gas beracun tanpa warna, dan sejumlah senjata kimia lainnya di pulau tersebut. Senjata-senjata kimia itu diyakini direncanakan untuk digunakan saat Perang Dunia II dan Perang Vietnam. AS diketahui memiliki pangkalan militer di Panama sejak Kanal Panama selesai dibangun pada tahun 1914, hingga tentara AS ditarik pulang tahun 1999 silam.
Baca juga: Rusia Hancurkan Senjata Kimia Terakhirnya |
Selama bertahun-tahun, AS dan Panama membahas hal apa yang akan dilakukan terhadap stok senjata kimia itu. Operasi pembersihan ini awalnya dijadwalkan dimulai tahun 2013, namun tidak pernah dimulai karena AS gagal menyediakan dana untuk operasi tersebut.
Dalam pernyataannya, Urrutia menyatakan OPCW telah mendaftarkan laporan awal yang mengkonfirmasi penghancuran empat dari delapan bom kimia milik AS. Ditambahkan Urrutia, tidak ada indikasi bahaya kesehatan yang terdeteksi di antara warga maupun lingkungan pulau tersebut.
Secara terpisah, mantan pejabat Kementerian Luar Negeri AS, Juan Mendez, menuturkan kepada AFP, dirinya baru saja mengunjungi Pulau San Jose dan melihat langsung sejumlah besar personel militer AS bekerja di sana, termasuk para pakar peledak dengan enam helikopter dan kapal suplai besar. "Sungguh tim yang sangat besar," ucap Mendez yang terlibat dalam inspeksi OPCW tahun 2002 lalu.
Di bawah hukum internasional, AS memiliki kewajiban untuk menghancurkan senjata-senjata kimia yang ditinggalkannya.
(nvc/ita)