Surat kabar Israel, Haaretz melaporkan, sekelompok aktivis HAM telah mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi Israel untuk menuntut dihentikannya penjualan senjata ke Myanmar.
Namun pejabat senior Israel, Shosh Shmueli menyatakan seperti dilansir Press TV, Kamis (28/9/2017), pengadilan seharusnya tidak mencampuri hubungan luar negeri Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, perusahaan TAR Ideal Concepts telah melatih pasukan khusus Myanmar di negara bagian Rakhine, yang tengah dilanda konflik menyusul operasi militer Myanmar yang dilancarkan setelah serangan-serangan kelompok militan Rohingya ke puluhan pos kepolisian dan pangkalan militer.
Perusahaan yang berbasis di Tel Aviv tersebut, memposting foto-foto di websitenya pada Agustus 2016 lalu, yang memperlihatkan para stafnya melatih pasukan Myanmar soal taktik perang dan bagaimana menangani persenjataan.
Pasukan Myanmar telah melancarkan operasi militer di Rakhine sejak Oktober 2016 lalu. Dalam operasi tersebut, banyak dilaporkan mengenai pembakaran rumah warga, penyiksaan, pemerkosaan dan bahkan pembunuhan warga Rohingya oleh militer. Kekerasan di Rakhine kembali marak sejak 25 Agustus lalu, menyusul serangan kelompok militan Rohingya ke puluhan pos polisi dan pangkalan militer Myanmar.
Badan PBB menuding pasukan militer Myanmar tengah melakukan pembersihan etnis Rohingya. Namun tuduhan itu dibantah pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi yang menegaskan aparatnya tengah melakukan kampanye legal untuk memerangi para teroris.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini