Aset-asetnya Dibekukan AS, Presiden Venezuela Ejek Trump

Aset-asetnya Dibekukan AS, Presiden Venezuela Ejek Trump

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 01 Agu 2017 11:12 WIB
Nicolas Maduro (Miraflores Palace/Handout via REUTERS)
Washington DC - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membekukan seluruh aset milik Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Pembekuan aset itu masuk dalam sanksi terbaru AS untuk Maduro yang baru saja memenangkan pemilu.

Maduro berniat membentuk Dewan Konstituen yang merupakan badan rakyat dengan 545 anggota, yang bertugas menyusun kembali Konstitusi Venezuela. Pemilu yang digelar 30 Juli kemarin, bertujuan untuk memilih anggota-anggota Dewan Konstituen. Pembentukan Dewan Konstituen menuai kecaman. Dengan Dewan Konstituen, Maduro dicurigai berencana menyingkirkan legislatif.

AS menyebut pemilu 30 Juli itu sebagai pemilu penuh 'kepura-puraan'. Seperti dilansir CNN, Selasa (1/8/2017), kebanyakan warga Venezuela menyebut hasil pemilu 30 Juli itu sebagai 'serangan terhadap demokrasi'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemilu yang tidak sah kemarin mengkonfirmasi bahwa Maduro adalah seorang diktator, yang mengabaikan kehendak rakyat Venezuela," tegas Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, dalam pernyataannya.


Dimulai Senin (31/7), seluruh aset milik Maduro yang menjadi subjek yurisdiksi AS akan dibekukan. Seluruh warga negara AS juga dilarang melakukan transaksi bisnis dengan Maduro. Tidak diketahui pasti, aset apa saja dan berapa banyak aset yang dimiliki Maduro di AS. Mnuchin menolak menyebut rincian soal aset-aset Maduro.

Juru bicara Departemen Keuangan AS menegaskan, tidak ada warga AS yang bisa melakukan bisnis dengan individu yang terkena sanksi, dan individu yang terkena sanksi tidak mendapat akses pada sistem finansial dan komersial AS.

Meskipun individu yang diberi sanksi tidak memiliki rekening bank di AS, pemberlakuan sanksi seringkali mengganggu kemampuan individu itu dalam melakukan transaksi perbankan atau bisnis internasional. Selain Maduro, Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un juga telah dijatuhi sanksi oleh AS.


Menanggapi sanksi AS itu, Maduro memberikan reaksi keras. Dia menghina Trump dengan menyinggung kemenangannya dalam pilpres 2016, meskipun kalah jumlah suara populer dari rivalnya, Hillary Clinton.

"Saya tidak menerima perintah dari kekaisaran. Simpan saja sanksi-sanksimu, Donald Trump! Di Amerika Serikat, dimungkinkan untuk menjadi presiden dengan memperoleh jumlah 3 juta suara lebih sedikit dari lawan Anda. Sungguh demokrasi yang luar biasa!" ejek Maduro. Dia merujuk pada perolehan suara populer Hillary yang lebih banyak 3 juta suara dari Trump.

Maduro menyebut sanksi-sanksi AS itu menunjukkan 'keputusasaan' dan 'kebencian' Trump pada pemerintahan sosialis Venezuela.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads