Mahkamah Agung Kuwait, bulan lalu, memvonis bersalah 21 terdakwa yang tergabung dalam sel teror yang dinyatakan dibentuk dan dilatih oleh pasukan elite Iran, Garda Revolusioner. Sel itu disebut merencanakan serangan teror di Kuwait. Otoritas Iran telah membantah tudingan itu.
"Pihak Iran membantu dan mendukung anggota sel (teror)," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Kuwait.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dituturkan seorang pejabat senior pemerintahan Kuwait yang enggan disebut namanya kepada AFP, 15 diplomat Iran telah diusir. Namun pejabat senior itu tidak menjawab saat ditanya apakah Duta Besar Iran, Alireza Enayati, masuk dalam daftar diplomat yang diusir.
Selain melakukan pengusiran, otoritas Kuwait juga memerintahkan penutupan misi 'militer, budaya dan perdagangan' Iran di wilayahnya.
Menanggapi tindakan Kuwait ini, Iran mengecam keras. Iran menyebut tuduhan Kuwait soal pihaknya berada di balik sel teroris sebagai tuduhan tak berdasar dan mengancam akan melakukan aksi serupa terhadap Kuwait.
"Protes keras Iran telah disampaikan kepada utusan diplomatik (charge d'affaires) Kuwait," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi, dalam pernyataannya via Telegram.
"Ditekankan dalam protes keras itu bahwa Iran memiliki hak untuk melakukan langkah balasan," imbuh Ghasemi.
"Sungguh disesalkan bahwa otoritas Kuwait, dalam situasi yang sensitif di kawasan ini, bukannya melakukan upaya meredakan ketegangan...malah menargetkan Republik Islam (Iran) dengan tuduhan tak berdasar," ucapnya menegaskan.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini