Dukung ISIS, Tentara AS Pernah Ditugaskan ke Irak dan Afghanistan

Dukung ISIS, Tentara AS Pernah Ditugaskan ke Irak dan Afghanistan

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 11 Jul 2017 09:58 WIB
Dukung ISIS, Tentara AS Pernah Ditugaskan ke Irak dan Afghanistan
Ilustrasi (Reuters)
Honolulu - Tentara Amerika Serikat (AS) yang ditangkap karena memberi dukungan pada kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), diketahui pernah ditugaskan ke luar negeri. Tentara ini pernah ditugaskan ke Korea Selatan (Korsel), Irak dan Afghanistan.

Ikaika Kang (34) ditahan oleh agen Biro Investigasi Federal (FBI) pada Sabtu (8/7) waktu setempat di Hawaii. Kang tengah menjadi fokus penyelidikan militer AS dan FBI selama lebih dari setahun terakhir. Dia didakwa memberikan dukungan material kepada ISIS.

Menurut catatan tugas militer AS, seperti dilansir Reuters, Selasa (11/7/2017), Kang pernah ditugaskan ke luar negeri sebanyak tiga kali sepanjang karier militernya. Dia ditugaskan ke Korsel tahun 2002-2003, kemudian ke Irak tahun 2010-2011 dan ke Afghanistan pada tahun 2013-2014.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, Kang bermarkas di Barak Militer Schofield di Pulau Oahu, Hawaii. Dia merupakan anggota Brigade Aviasi Tempur ke-25 dan Divisi Infanteri ke-25 Angkatan Darat AS. Kang merupakan seorang spesialis pusat kendali lalu lintas udara yang memiliki pangkat sersan kelas satu.


Barak Schofield berada di lokasi berjarak sekitar 27 kilometer dari ibu kota Honolulu. Barak militer tersebut dibangun pada tahun 1908 sebagai garnisun untuk pertahanan militer AS di Pearl Harbor dan Pulau Oahu. Barak militer itu menjadi rumah bagi lebih dari 22 ribu personel militer AS dan keluarganya.

Disebutkan dalam dokumen pengadilan distrik AS di Honolulu, Kang telah menyatakan sumpah setia kepada ISIS. Namun tidak diketahui pasti sejak kapan Kang terlibat dengan ISIS.

Dalam kasus ini, Kang juga dituduh berusaha memberikan dokumen militer dan bantuan pelatihan kepada ISIS.

Militer AS berupaya keras mencegah terjadinya kasus kekerasan militansi oleh personel militernya sendiri. Seperti yang terjadi di Fort Hood di Texas, tahun 2009 lalu, saat seorang tentara AS bernama Mayor Nidal Hassan melakukan penembakan brutal hingga menewaskan 13 orang dan melukai 32 orang lainnya. Dalam aksinya, Hassan menyebutnya sebagai pembalasan atas perang Amerika di dunia muslim.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads