Dalam pertemuan di Teheran, pekan ini, Khamenei memuji kesuksesan pasukan militer Irak dalam pertempuran melawan ISIS di kota Mosul. Beberapa waktu terakhir, pasukan Irak nyaris merebut kembali seluruh Mosul, yang dijadikan ibukota kekhalifahan ISIS. Pasukan Irak telah melancarkan serangan ke Kota Tua Mosul, distrik terakhir yang masih dikuasai ISIS.
"Hari ini Daesh (nama Arab ISIS) melarikan diri dari Irak dan ini merupakan kesuksesan yang mengagumkan," sebut Khamenei seperti dilansir Reuters, Rabu (21/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Khamenei meminta PM Abadi untuk tidak mempercayai AS dalam perang melawan ISIS. Seperti diketahui, AS memberikan dukungan via udara terhadap pasukan Irak yang tengah melakukan operasi merebut Mosul dari ISIS.
"Mereka (AS) dan sekutu kawasan mereka (Arab Saudi) telah menciptakan Daesh dengan uang mereka dan tidak ingin menghancurkan mereka secara penuh (di Irak)," sebut Khamenei.
"Kita harus tetap waspada pada Amerika dan tidak mempercayai mereka. Amerika dan para pengikutnya menentang kemerdekaan, persatuan dan identitas Irak," imbuhnya.
PM Abadi menemui Khamenei di Teheran dalam rangka kunjungan kenegaraan ke kawasan Timur Tengah. Dia mengunjungi Teheran sekitar sehari setelah dia mengunjungi Arab Saudi, musuh abadi Iran. Irak terletak di antara Iran yang menganut Syiah dengan negara Teluk Arab yang menganut Sunni. Rasa permusuhan dan ketidakpercayaan yang besar antara kedua pihak memicu perpecahan sektarian.
PM Abadi dinaungi oleh Partai Dawa, penganut Syiah yang dekat dengan Iran. Namun demikian, PM Abadi mampu menjaga hubungan baik dengan para peganut Sunni, bahkan lebih baik daripada pendahulunya, mantan PM Nuri al-Maliki. Bahkan PM Abadi berhasil meningkatkan hubungan Irak dengan Saudi.
Kepada PM Abadi, Khamenei menyebut, milisi Syiah menjadi salah satu kekuatan Irak dalam memukul mundur ISIS. Milisi Syiah, yang disebut Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), membantu Irak mempertahankan wilayahnya saat ISIS menyerbu tahun 2014. Sejak saat itu, milisi Syiah yang diperkirakan jumlahnya lebih dari 60 ribu personel, terus menyerang ISIS. Namun kelompok Sunni di wilayah-wilayah Irak yang telah dibebaskan dari ISIS melaporkan, bahwa milisi Syiah juga banyak melakukan penjarahan, penculikan dan pembunuhan.
(nvc/ita)