"Kami meminta Korea Utara bertanggung jawab atas penahanan yang tidak adil terhadap Otto Warmbier, dan meminta pembebasan tiga warga Amerika lainnya yang telah ditahan secara ilegal," tegas Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, seperti dilansir Reuters, Selasa (20/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PUST didirikan di Korut oleh para penginjil Kristen dari luar negeri dan dibuka pada tahun 2010. Universitas itu dikenal memiliki sejumlah anggota fakultas asal AS.
Lebih lanjut, Tillerson yang membantu upaya pembebasan Warmbier ini, turut menyampaikan belasungkawa untuk keluarga mahasiswa AS yang berusia 22 tahun ini. Warmbier meninggal dunia pada Senin (19/6) waktu setempat, atau 6 hari setelah dibebaskan Korut dalam keadaan koma. Penyebab koma Warmbier tidak diketahui secara jelas.
"Atas nama Departemen Luar Negeri dan pemerintah AS, saya menyampaikan belasungkawa saya kepada keluarga Warmbier dan memberikan doa saya saat mereka sedang merasakan duka yang tidak seharusnya dirasakan orangtua," ucap Tillerson.
Dalam pernyataan terpisah, Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengecam rezim Korut atas meninggalnya Warmbier. "Pria dan wanita yang berdosa, yang tak terhitung jumlahnya, tewas di tangan penjahat Korea Utara, tapi satu kasus Otto Warmbier paling menyentuh hati rakyat Amerika," ujarnya seperti dilansir media AS, Washington Examiner.
Senator senior AS, John McCain, memberikan reaksi keras atas meninggalnya Warmbier. Dia menuding rezim Korut telah membunuh Warmbier.
"Mari kita uraikan faktanya secara gamblang: Otto Warmbier, seorang warga negara Amerika, dibunuh oleh rezim Kim Jong-Un," tegas McCain dari Partai Republik, yang mewakili negara bagian Arizona.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini