Dituturkan Kementerian Keamanan Publik China, seperti dilansir AFP, Jumat (16/6/2017), seorang pria berusia 22 tahun disebut sebagai dalang di balik ledakan bom ini. Namun identitas jelas pria itu tidak dirilis ke publik, hanya disebut marganya Xu.
![]() |
Otoritas setempat hanya menyebut bahwa pelaku memiliki gangguan kesehatan dan sempat menyewa sebuah unit apartemen di dekat TK yang menjadi lokasi ledakan di distrik Fengxian saat ledakan terjadi pada Kamis (15/6) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, Kementerian Keamanan Publik menyebut pelaku mengalami gangguan sistem saraf otonom, jenis gangguan saraf yang bisa memicu masalah jantung dan tekanan darah. Pelaku juga disebut tidak tamat sekolah, tapi sempat bekerja.
Ledakan yang terjadi di dekat gerbang masuk TK Xuzhou tersebut membuat beberapa korban berlumuran darah dan tergeletak di atas aspal dengan pakaian terkoyak. Salah satu korban selamat menuturkan kepada televisi nasional CCTV bahwa gerbang TK itu baru saja dibuka untuk anak-anak yang akan pulang. Namun saat ledakan terjadi, belum ada satupun siswa yang keluar.
Otoritas distrik Fengzxian menyatakan, kegiatan belajar-mengajar belum selesai saat ledakan melanda. Otoritas setempat juga memastikan bahwa tidak ada guru maupun siswa TK itu yang menjadi korban tewas.
![]() |
Dari 8 korban tewas, dua orang di antaranya tewas seketika di lokasi kejadian sedangkan enam orang lainnya tewas saat dirawat di rumah sakit setempat. Sekitar 65 orang lainnya mengalami luka-luka, dengan delapan orang mengalami luka serius.
Motif di balik ledakan bom ini masih diselidiki lebih lanjut. Pernyataan otoritas setempat ini secara tidak langsung menyangkal laporan para saksi mata yang menyebut ledakan dipicu oleh tabung gas yang digunakan para pedagang kios di dekat TK tersebut.
(nvc/dnu)