Dibebaskan Korut, Mahasiswa AS Alami Kerusakan Otak Parah

Dibebaskan Korut, Mahasiswa AS Alami Kerusakan Otak Parah

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 16 Jun 2017 12:07 WIB
Otto Warmbier saat memberikan keterangan di depan pers di Pyongyang pada 29 February 2016 (REUTERS/Kyodo)
Ohio - Mahasiswa Amerika Serikat (AS) Otto Warmbier yang dibebaskan Korea Utara (Korut) dipastikan mengalami kerusakan otak parah. Penyebab koma Warmbier masih terus diperiksa oleh tim dokter AS.

Warmbier yang berusia 22 tahun ini diterbangkan pulang ke Ohio, AS, pekan ini, dalam keadaan koma. Kini, Warmbier sedang menjalani perawatan medis secara intens di UC Health University of Cincinnati Medical Center.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Jumat (16/6/2017), dokter yang menangani Warmbier menyebut, pemuda ini dalam kondisi stabil dan mampu bernapas sendiri. Namun, saraf-sarafnya disebut dalam 'kondisi keterjagaan yang tidak responsif'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia memiliki gerakan mata spontan saat membuka dan berkedip. Namun, dia tidak menunjukkan isyarat memahami kata-kata, merespons instruksi verbal atau menyadari situasi sekelilingnya," terang dokter ahli neurologi, Daniel Kanter, yang merawat Warmbier.


"Dia tidak berbicara. Dia tidak menunjukkan pergerakan maupun perilaku disengaja," imbuh dokter Kanter yang menjabat Direktur Medis Uni Perawatan Intensif Ilmu Saraf pada UC Health University of Cincinnati Medical Center.

Hasil scan MRI pada Warmbier, sebut dokter Kanter, mengungkapkan pemuda ini 'kehilangan jaringan otak secara luas pada seluruh bagian otaknya'.

Tim medis yang menangani Warmbier menyebut, kerusakan otak parah yang dialaminya, dengan mendasarkan pada usianya yang masih muda, kemungkinan besar dipicu oleh serangan jantung dan gangguan paru-paru, yang memutus suplai darah ke otak. Namun pakar bedah saraf dan perawatan saraf kritis, dokter Jordan Bonomo, menyatakan serangan jantung tergolong jarang terjadi pada kaum muda dan orang yang sehat.


Tim medis belum bisa memastikan penyebab sebenarnya dari kondisi buruk Warmbier ini. Tim medis juga menegaskan, hasil pemeriksaan tidak menemukan tanda-tanda botulisme dalam sistem jaringan tubuh Warmbier. Ini berarti menyangkal klaim Korut yang menyebut Warmbier jatuh koma setelah minum obat tidur usai terinfeksi botulisme, keracunan makanan yang dipicu bakteri clostridium botulinum.

Warmbier diketahui jatuh koma sejak Maret 2016, setelah disidang dan divonis 15 tahun kerja paksa oleh otoritas Korut. Dia ditangkap pada Januari tahun lalu, setelah dituding mencuri slogan propaganda dari hotel tempatnya menginap. Pekan ini, Korut membebaskan Warmbier dengan alasan kemanusiaan, setelah utusan khusus AS untuk Korut, Joseph Yun, mendatangi Pyongyang.

(nvc/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads