Kementerian Luar Negeri China juga menyerukan Pyongyang untuk menahan diri dari aktivitas-aktivitas yang bertentangan dengan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudal balistik terbaru yang diluncurkan Korut merupakan uji coba rudal balistik ketiga kalinya dalam beberapa pekan ini dan ke-12 kali dalam tahun ini. Uji coba tersebut dilakukan di tengah ancaman kemungkinan aksi militer Amerika Serikat terhadap Korut.
Pejabat-pejabat Korea Selatan (Korsel) mengatakan, rudal yang diluncurkan Korut pada hari Senin (29/5) tersebut diyakini sebagai rudal balistik sekelas Scud dan terbang sejauh sekitar 450 kilometer. Rudal tersebut dilaporkan jatuh di wilayah zona ekonomi eksklusif Jepang hingga memicu protes keras dari pemerintah Tokyo. Korut diketahui memiliki banyak simpanan rudal berjarak pendek, yang awalnya dikembangkan oleh Uni Soviet.
Ini merupakan peluncuran rudal ketiga kalinya sejak Presiden baru Korsel, Moon Jae-in dilantik pada 10 Mei lalu. Moon telah berjanji akan melibatkan Korut dalam dialog. Menurut Moon, sanksi-sanksi telah gagal menyelesaikan ancaman yang meningkat dari pengembangan program nuklir dan rudal Korut.
Sebelumnya, Korut terakhir kali menembakkan rudal balistik pada 21 Mei lalu dan jatuh di perairan pantai timurnya.
Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Donald Trump telah diberikan penjelasan mengenai peluncuran rudal Korut yang terbaru. Pemerintah AS telah menyatakan bahwa pihaknya tengah berdiskusi dengan China mengenai resolusi baru Dewan Keamanan PBB soal Korut. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini