Dituturkan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam konferensi pers, seperti dilansir Reuters, Senin (22/5/2017), bahwa otoritas konsuler Jepang telah diberitahu soal penahanan dan penyelidikan yang dilakukan China terhadap warga Jepang.
"Dari yang saya pahami, departemen terkait sedang menyelidiki enam warga negara Jepang atas kecurigaan terlibat aktivitas ilegal di China, sesuai dengan hukum yang berlaku," terang Hua tanpa menjelaskan lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga membenarkan enam warga Jepang ditahan di China. Namun Suga menolak mengomentari soal dugaan spionase yang menjerat mereka.
"Kami diberitahu oleh China bahwa tiga pria Jepang masing-masing, total enam orang, telah ditahan pada Maret oleh otoritas China di Provinsi Shandong dan Provinsi Hainan," ucap Suga.
Kedua provinsi di China itu diketahui menjadi lokasi pangkalan militer China. "Kami memberikan dukungan yang pantas untuk mereka, melalui jalur diplomatik demi melindungi warga negara Jepang," imbuhnya.
Hubungan China dan Jepang diwarnai ketegangan selama beberapa dekade, yang dipicu oleh penjajahan Jepang di masa lalu. Sengketa wilayah atas beberapa pulau kecil di Laut China Selatan telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.
Pertikaian itu memicu rasa saling curiga antara China dan Jepang. Tahun 2010, empat warga Jepang ditahan oleh China atas kecurigaan memasuki zona militer dan mengambil foto tanpa izin. Tahun 2015, dua warga Jepang ditangkap atas kecurigaan spionase. Tahun 2016, China menyatakan menyelidiki seorang warga Jepang yang dianggap membahayakan keamanan nasional negara itu.
(nvc/nwk)











































