Seperti dilansir Reuters, Kamis (4/5/2017), Trump dan Turnbull dijadwalkan akan menggelar pertemuan di atas USS Intrepid, yang merupakan kapal induk era Perang Dunia II yang diubah menjadi museum dan ditambatkan di kawasan Manhattan, New York.
Keduanya juga akan menghadiri acara makan malam resmi di atas kapal itu, dalam rangka memperingati 75 tahun Pertempuran Laut Karang (Coral Sea) pada era PD II. Australia merupakan salah satu sekutu kuat AS sejak lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan digelar di New York karena pekan ini, untuk pertama kalinya Trump mudik ke kampung halamannya itu. Trump memulai usaha dan meraup kekayaannya di New York, sebagai pengusaha real estate ternama sebelum terpilih menjadi Presiden AS dalam pilpres tahun lalu.
Kepulangan Trump ke New York akan disambut unjuk rasa. Kepolisian telah mempersiapkan pengamanan di sekitar museum USS Intrepid dan juga Trump Tower yang sama-sama ada di kawasan Manhattan. Namun demikian, Trump direncanakan tidak akan menginap di Trump Tower.
Usai bertemu PM Turnbull, Trump dijadwalkan akan langsung bergegas ke resor golf miliknya di Bedminster, New Jersey, untuk menghabiskan akhir pekan.
Turnbull merupakan salah satu kepala negara yang dihubungi pertama kali oleh Trump sejak dia dilantik menjadi presiden AS pada 20 Januari lalu. Namun insiden terjadi saat Trump dan Turnbull bercakap via telepon pada 28 Januari lalu.
Baca juga: Marah, Donald Trump Tiba-tiba Tutup Telepon dari PM Australia
Trump tiba-tiba menutup telepon karena marah saat membahas kesepakatan penampungan pengungsi. Percakapan telepon yang dijadwalkan berlangsung 1 jam itu diakhiri setelah hanya 25 menit. Trump kemudian berkicau via Twitter dengan menyebut kesepakatan itu sebagai 'kesepakatan bodoh'.
Trump marah karena harus menjalankan kesepakatan era pemerintahan Presiden Barack Obama mengenai pengungsi dari Pulau Manus dan Nauru. Dalam kesepakatan yang disetujui tahun 2016 itu, AS bersedia menampung 1.250 pencari suaka yang kini tertahan di kamp-kamp kepulauan Papua Nugini dan Nauru. Sebagai balasannya, Australia akan menampung pengungsi dari El Salvador, Guatemala dan Honduras.
(nvc/ita)