Otoritas China meminta bantuan Rusia untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea terkait nuklir Korea Utara (Korut). Menteri Luar Negeri (Menlu) kedua negara telah berbicara via telepon membahas isu ini.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (15/4/2017), dalam percakapan telepon dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov pada Jumat (14/4) malam waktu setempat, Menlu China Wang Yi menekankan tujuan bersama adalah 'membawa seluruh pihak kembali ke meja perundingan'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Militer Korut Tegaskan Akan Balas Provokasi AS Tanpa Ampun
Wang merujuk pada perundingan enam negara atau Six-Party Talks untuk membahas program nuklir Korut. Perundingan itu diikuti negara-negara besar seperti Rusia, China dan Amerika Serikat.
"Mencegah perang dan kekacauan di semenanjung (Korea) menjadi kepentingan bersama," imbuh Wang.
Percakapan telepon ini dilakukan Wang dengan Lavrov setelah Presiden AS Donald Trump menegaskan ancaman Korut 'akan diatasi' dan mengancam akan menyerang Korut secara sepihak jika China -- sekutu Korut satu-satunya -- gagal menghentikan ambisi nuklir negara komunis tersebut.
Baca juga: Rusia Serukan Semua Pihak Menahan Diri Terkait Isu Nuklir Korut
China pun mengungkapkan kekhawatirannya bahwa perang AS dengan Korut akan 'pecah kapan saja'.
Sejak lama China menentang aksi dramatis terhadap Korut. China khawatir jika rezim Korut kolaps maka akan memicu aliran pengungsi besar-besaran ke perbatasannya. Tidak hanya itu, jika perang terjadi antara Korut dengan AS, maka sama saja China membiarkan militer China berada 'di depan pintunya'.
(nvc/fdn)