Seperti dilansir CNN, Kamis (6/4/2016), Youssef yang tinggal di Khan Sheikhun, Provinsi Idlib, ini hanya bisa berlutut dan menangis di samping pusara anaknya. Sang istri dan puluhan anggota keluarganya yang lain juga tewas akibat serangan kimia yang terjadi di tempat tinggalnya pada Selasa (4/4).
"Saudara laki-laki saya, anak-anak mereka dan sepupu mereka. Sekitar 25 anggota keluarga saya, semuanya martir," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Youssef menceritakan bagaimana dirinya berupaya untuk menyelamatkan seluruh keluarganya, namun terlambat. Istri dan kedua bayinya ditemukan dalam kondisi mulut berbusa dan kejang-kejang. Youssef kehilangan keluarga tercintanya.
Dia hanya bisa memeluk erat kedua bayinya yang terbungkus kain putih, saat akan dimakamkan. Foto Youssef saat memeluk kedua bayinya itu banyak dibagikan di media sosial. Setelah kedua bayinya dimakamkan, Youssef hanya bisa menangis sambil didampingi kerabat-kerabatnya.
![]() |
Untuk komunitas dunia internasional, Youssef memiliki pesan tersendiri. "Komunitas internasional macam apa ini yang tidak mendengarkan rakyat? Apakah masih ada nurani kemanusiaan? Tidak ada yang tersisa," ujar Youssef dalam wawancara via telekonferensi dengan media.
"Dan semua pemimpin Arab, mereka semua tertidur. Dan Amerika Serikat hanya melakukan hal yang menjadi kepentingannya. Dan Rusia memiliki kepentingan mereka sendiri dengan Bashar (al-Assad), mereka tiran," tegasnya.
Baca juga: Korban Jiwa Serangan Kimia Suriah Jadi 86 Orang, Termasuk 30 Anak
Sedikitnya 86 orang, termasuk 30 anak-anak tewas dalam serangan kimia di Khan Sheikhun, Provinsi Idlib. Rezim Presiden Assad dituding bertanggung jawab atas serangan kimia mematikan itu. Namun rezim Suriah membantah dan menyalahkan kelompok pemberontak setempat.
Negara-negara Barat termasuk AS menyalahkan rezim Assad atas serangan kimia itu. Organisasi pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights menyatakan, kecil kemungkinan kelompok pemberontak mampu memproduksi senjata kimia dan serangan itu dilakukan dengan pesawat tempur, yang hanya dimiliki rezim Assad.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini