"Di dalam gerbong kereta metro, orang-orang mengira akan mati, jika bisa saya katakan itu," tutur salah satu penumpang kereta kepada kantor berita Rusia, TASS, seperti dilansir CNN, Selasa (4/4/2017).
"Kemudian kami dibawa keluar, dan orang-orang mulai saling membantu, membawa yang lain keluar. Sebagian besar berlumuran darah," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ledakan terjadi pada Senin (3/4) sore, sekitar pukul 14.30 waktu setempat, saat kereta tengah melaju di terowongan bawah tanah setempat. Saat itu, kereta melaju dari Sennaya Ploshchad menuju Tekhnologichesky Institut (Technological Institute) yang ada di pusat kota Saint Petersburg.
Seperti dilansir AFP, para penyidik setempat menyebut masinis terus melajukan kereta setelah ledakan terjadi, sebelum berhenti di stasiun terdekat. Langkah masinis ini dianggap membantu proses evakuasi.
![]() |
Begitu kereta berhenti, dituturkan saksi mata di lokasi, para penumpang yang ada di dalam berjibaku sekuat tenaga untuk bisa menyelamatkan diri. Terlebih pintu kereta mengunci otomatis sebagai dampak dari ledakan. Ada yang memecahkan kaca jendela dan ada yang membuka paksa pintu, hingga melubanginya dengan alat tertentu. Peron stasiun dipenuhi asap pekat.
"Stasiun penuh dengan asap. Orang-orang berlarian, panik. Tapi tidak ada kerumunan. Orang-orang tidak saling melompat, tidak saling dorong," tutur Alexey Chirochkin, yang sedang duduk di bangku stasiun saat insiden ini terjadi.
Baca juga: Penyidik Rusia Masih Selidiki Jenis Peledak di Kereta St Petersburg
Dia sempat didekati seorang wanita, salah satu korban, yang meminta tolong kepadanya. Wajah dan tangan wanita itu berlumuran darah. Disebutkan Chirochkin, wanita itu malah menangis saat ditanya apakah dia butuh ambulans. "Saya melihat ada banyak korban luka. Orang-orang merangkak sambil berlumuran darah," tutur Chirochkin.
Tidak hanya itu, Chirochkin juga sempat membantu seorang pria membuka paksa pintu kereta, untuk mengeluarkan salah satu korban. "Mungkin orang yang saya tarik keluar sudah tewas. Jaketnya dipenuhi darah," terangnya.
Saat memeriksa bagian dalam kereta, Chirochkin dikejutkan oleh pemandangan mengerikan di hadapannya. "Orang-orang badannya tidak lagi utuh... Mereka tidak meminta tolong. Mereka tidak bergerak. Mata mereka berkaca-kaca. Mereka berdarah. Bukan hal yang menyenangkan untuk dilihat," ujarnya.
(nvc/ita)