Seperti dilansir CNN, Selasa (4/4/2017), Ketua Komisi Pertahanan Dewan Federasi Rusia, Viktor Ozerov, menyatakan pilihan kota Saint Petersburg sebagai target mungkin terkait dengan kunjungan Putin.
"Pilihan tempat dan waktu dari ledakan ini bukan kebetulan. Presiden Rusia sedang ada di sini (Saint Petersburg). Ada forum media yang sedang digelar di sana. Ada banyak wartawan," sebut Ozerov menjelaskan kecurigaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut Putin sedang berada di Saint Petersburg untuk menghadiri acara media saat ledakan terjadi.
Ledakan terjadi pada Senin (3/4) sore, sekitar pukul 14.30 waktu setempat, saat kereta melaju di terowongan bawah tanah dari Sennaya Ploshchad menuju Tekhnologichesky Institut (Technological Institute) yang ada di pusat kota. Ledakan terjadi di salah satu gerbong kereta bawah tanah itu.
![]() |
Sedikitnya 11 orang tewas dan 45 orang lainnya luka-luka dalam insiden ini.
Pelaku di balik ledakan ini belum diketahui pasti. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung atas ledakan ini. Otoritas Rusia masih menyelidiki secara menyeluruh insiden ini. Penyelidikan dilakukan oleh Komisi Anti-Terorisme Nasional Rusia.
Baca juga: Imbas Serangan Bom, Semua Stasiun di St Petersburg Tutup Sementara
Presiden Putin telah mengunjungi langsung lokasi ledakan pada Senin (3/4) malam waktu setempat. Putin meletakkan karangan bunga warna merah di pintu masuk stasiun kereta Technological Institute, yang menjadi lokasi ledakan.
Putin juga menggelar pertemuan dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di Saint Petersburg. Dalam keterangannya, Putin menyampaikan belasungkawa untuk para korban. Putin juga telah berkomunikasi dengan otoritas keamanan Rusia yang melakukan penyelidikan insiden ini.
"Alasan ledakan itu belum diketahui, jadi masih terlalu dini untuk membahasnya. Penyelidikan akan menunjukkan apa yang terjadi. Secara wajar, kita selalu mempertimbangkan seluruh opsi -- baik domestik maupun tindak kriminal, khususnya insiden bersifat teroris," ucap Putin di awal pertemuan dengan Presiden Lukashenko.
(nvc/ita)