"Datang ke sini dan kita akan berbicara karena saya ingin menampar Anda," tegas Duterte dalam pidatonya di Istana Kepresidenan di Manila, saat merayakan Hari Wanita, seperti dilansir Reuters, Sabtu (1/4/2017). Pernyataan itu ditujukan untuk para pengkritiknya dari Uni Eropa.
Dia menanggapi komentar Uni Eropa yang menyarankan Filipina untuk memberlakukan solusi pusat rehabilitasi seperti yang ada di Belanda. Terdapat klinik yang memberikan narkoba secara gratis bagi para pecandu di Belanda, dalam program khusus yang diawasi ketat pemerintah. Kebijakan yang awalnya dianggap gila ini, kini dipandang positif dengan angka kematian akibat narkoba di Belanda tergolong paling rendah di antara negara-negara Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kesal Dikritik, Duterte Sebut Anggota Parlemen Eropa Orang Gila
Bereaksi keras, Duterte menyebut Uni Eropa sebagai 'anak pelacur' karena merekomendasikan hal semacam itu kepadanya.
Kampanye kontroversial Duterte dalam memerangi narkoba yang digelar sejak dia menjabat pada 30 Juni 2016, telah menewaskan lebih dari 8 ribu orang. Sepertiga dari jumlah korban tewas menjadi tanggung jawab kepolisian, yang diklaim sebagai bagian dari operasi antinarkoba.
Sisanya disebut tewas dalam insiden yang disebut melibatkan pembunuh bayaran. Otoritas Filipina berulang kali menolak tudingan lokal maupun internasional bahwa kepolisian terlibat dalam kematian misterius ribuan orang lainnya.
Duterte mengecam Uni Eropa karena percaya begitu saja pada berbagai laporan organisasi non-pemerintah (NGO) yang mengaitkan dirinya dengan kematian misterius di Filipina. "Bahkan jika itu epilepsi, mereka akan menyalahkan saya," kelakar Duterte yang disambut tawa hadirin.
Baca juga: 4 Cara Duterte Gebrak Filipina: Seks, Narkoba, Tambang dan Maut
Selain mengecam Uni Eropa, Duterte membanggakan hubungan barunya dengan China juga Rusia. Soal Rusia, Duterte menyatakan niatnya untuk menjadikan Rusia sebagai pintu gerbang perdagangan untuk Eropa Timur.
(nvc/fdn)











































