Pada 10 Maret lalu, Trump menelepon Abbas untuk pertama kalinya sejak dia dilantik menjadi Presiden AS. Dalam percakapan telepon itu, Trump menekankan komitmennya pada proses perdamaian Palestina-Israel. Trump juga mengundang Abbas ke Gedung Putih.
"Kami akan menentukan (waktu) pertemuan ini sesegera mungkin," ucap Abbas dalam konferensi pers di kompleks istana kepresidenan di Tepi Barat, seperti dilansir AFP, Jumat (17/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abbas baru bertemu Greenblatt yang merupakan perwakilan khusus yang diutus Trump pada Selasa (14/3) waktu setempat. "Kami bertukar banyak gagasan," sebut Abbas soal pertemuannya dengan Greenblatt.
"Harapan kami adalah komunikasi-komunikasi itu akan berujung pada perdamaian yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan komunitas internasional," cetusnya.
Momen menentukan lainnya bagi Palestina adalah pada 29 Maret, saat kepala negara-negara Liga Arab akan menggelar pertemuan di Yordania.
"Semua mata negara-negara Arab akan mengarah ke ibu kota dunia, khususnya Washington, untuk melihat apa yang bisa dilakukan oleh pemerintahan ini (AS) yang menyatakan ingin mencapai perdamaian," ujar Abbas, setelah menerima Presiden Bosnia Mladen Ivanic di kantornya.
Dalam keterangannya seperti dikutip kantor berita resmi Palestina, Wafa, akhir pekan lalu, juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeina, menyatakan bahwa rencana pertemuan Abbas dengan Trump dimaksudkan untuk membahas cara-cara memulihkan perundingan damai Palestina-Israel. Dalam percakapan telepon itu, Abbas mengatakan kepada Trump bahwa perdamaian merupakan 'pilihan strategis' untuk rakyat Palestina.
Baca juga: Donald Trump Undang Presiden Palestina ke Gedung Putih
(nvc/ita)











































