Pemenggalan sandera asal Jerman bernama Jurgen Gustav Kantner ini direkam dalam video yang kemudian dirilis oleh Abu Sayyaf. Kelompok pemantau militan SITE memposting ulang video pemenggalan itu, pekan ini.
Sandera berusia 70 tahun itu dieksekusi setelah tenggat waktu pembayaran tebusan berakhir pada Minggu, 26 Februari. Menurut laporan yang diterima militer dan polisi, Kantner dipenggal pada Minggu (26/2) sekitar pukul 15.30 waktu setempat di Barangay Buanza, Indanan, Sulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berduka dan mengecam keras pemenggalan biadab terhadap korban penculikan lainnya," tegas Dureza dalam pernyataannya.
Baca juga: Abu Sayyaf Penggal Sandera Asal Jerman
"Terorisme tidak punya tempat di negara kita ini dan kita sebagai rakyat harus menghadapi kekerasan ekstremis yang setiap kali menunjukkan keburukannya. Harus ada penghentian pembunuhan orang-orang tak bersalah dan tak berdaya," imbuhnya.
Dureza tidak menyebut soal uang tebusan yang diminta Abu Sayyaf untuk Kantner. Namun SITE menyebut Abu Sayyaf meminta uang tebusan sebesar 30 juta peso (Rp 8 miliar) untuk pembebasan Kantner. Otoritas Filipina selama ini memegang teguh kebijakan tidak membayar uang tebusan untuk Abu Sayyaf.
Kanter dan istrinya diculik Abu Sayyaf pada November 2016 lalu. Keduanya dibawa ke Jolo. Istrinya yang bernama Sabine Merz tewas ditembak kelompok Abu Sayyaf karena berusaha melawan dan jasadnya ditemukan di dalam kapal yang terombang-ambing di Filipina bagian selatan.
Saat ini Abu Sayyaf diyakini masih menyandera sejumlah tawanan dan telah membebaskan beberapa sandera setelah menerima uang tebusan. Tahun lalu, Abu Sayyaf memenggal dua sandera asal Kanada di Jolo. Namun dua rekan mereka, seorang wanita Filipina dan seorang warga Norwegia, dibebaskan.
(nvc/try)











































