Pesawat kecil jenis Grumman G-73 Mallard yang diterbangkan pasangannya, Peter Lynch yang warga Australia, jatuh menghujam Sungai Swan, Perth pada Kamis (26/1) sore waktu setempat. Lynch dan Endah tewas dalam kecelakaan itu.
Lynch yang berusia 52 tahun dan memiliki 3 anak dari pernikahan sebelumnya, diketahui bekerja di industri pertambangan dan baru pindah ke Perth dari Queensland sejak tahun lalu. Lynch menjabat Direktur Pengembangan pada Fortescue Metals Group dan pernah bekerja untuk Clive Palmer's Waratah Coal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Endah diketahui bekerja dengan Lynch sebagai manajer investor dan public relations di Cokal, perusahaan batu bara asal Australia yang beroperasi di Indonesia, Tanzania dan Mozambik. Cokal merupakan perusahaan batu bara yang didirikan Lynch tahun 2009.
Dituturkan Halden Boyd yang merupakan kawan dekat Lynch yang juga mengenal Endah, seperti dilansir abc.net.au, Jumat (27/1/2017), sosok wanita berusia 30 tahun itu selalu riang dan ramah. Boyd sangat terkejut mendengar kabar kecelakaan yang menewaskan kedua rekannya itu.
"Sangat, sangat bersemangat, ceria, ramah dan gadis yang selalu riang," sebut Boyd.
Baca juga: Endah Cakrawati yang Tewas di Perth Juga Dikenal Sebagai Model
Tidak diketahui pasti apakah Endah memiliki keluarga di Perth atau Australia. Profil LinkedIn miliknya menyebut Endah sudah 3 tahun bekerja di Cokal. Profil itu juga menyebutnya sebagai lulusan S2 Magister Manajemen di Universitas Indonusa Esa Unggul.
Australia Plus Indonesia dan abc.net.au menyebut Endah juga dikenal sebagai model dan presenter di Indonesia.
Tidak diketahui pasti status kewarganegaraan Endah. Media Australia ramai menyebut Endah sudah bukan warga negara Indonesia lagi. Namun tidak diketahui sudah berapa lama dia tinggal di Australia dan apakah dia sudah menikah dengan Lynch.
(nvc/ita)











































