Awalnya, 25 orang yang kebanyakan wanita dan anak-anak, tewas dalam ledakan bom tersebut. Namun pada Rabu, 4 Januari waktu setempat, Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan korban jiwa telah bertambah menjadi 28 orang.
Usai serangan itu, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan, pelaku adalah seorang pria yang memakai rompi bom bunuh diri. Dikatakannya, otoritas memburu dua orang yang diyakini terlibat serangan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian menyatakan, polisi juga menyita bahan peledak rakitan, sejumlah shotgun dan amunisi bersama mereka yang ditangkap.
Sebelummnya, kelompok radikal ISIS mengklaim pengeboman tersebut dan mengancam akan melancarkan serangan-serangan lainnya terhadap warga Kristen. Namun otoritas Mesir cenderung mengaitkan serangan itu dengan kelompok Ikhwanul Muslimin.
Pada Desember 2016, Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan bahwa Mahmoud Shafik, pengebom bunuh diri dalam serangan bom di gereja Koptik di Kairo tersebut merupakan pendukung Ikhwanul Muslimin. Kelompok Ikhwanul telah mengutuk serangan bom itu dan menuding pemerintahan Sisi gagal melindungi gereja tersebut.
(ita/ita)











































