Majalah mingguan Jerman, Focus, merupakan yang pertama melaporkan kasus ini. Seperti dilansir AFP, Sabtu (17/12/2016), majalah Focus menyebut seorang bocah keturunan Jerman-Irak berupaya melakukan serangan, mungkin setelah diradikalisasi oleh militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Steffen Seibert, selaku juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut laporan semacam ini sungguh menakutkan. Namun Seibert enggan banyak berkomentar dan menyebut kasus ini tengah ditangani jaksa federal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bom rakitan itu ditemukan pada 5 Desember lalu di kota Ludwigshafen dan telah dihancurkan oleh polisi. Bom itu berbentuk toples kaca dan berisi serbuk mudah terbakar serta banyak paku.
"Saya bisa mengkonfirmasi bahwa kita telah memulai investigasi yang didasarkan pada temuan sebuah bom paku di Ludwigshafen," terang Stefan Biehl dari kantor jaksa federal Jerman yang menangani kasus terorisme, kepada AFP.
Majalah Focus yang mengutip sumber-sumber keamanan dan kehakiman setempat menyebut, bocah itu diduga telah diradikalisasi secara kuat dan kemungkinan mendapat instruksi dari seorang anggota ISIS.
Secara terpisah, televisi lokal Suedwestrundfunk yang mengutip sumber keamanan Jerman juga melaporkan bahwa bocah itu diduga menerima instruksi dari ISIS via layanan pesan singkat terenkripsi, Telegram.
Baca juga: Europol Peringatkan Akan Lebih Banyak Serangan ISIS di Eropa
Bocah yang tidak disebut namanya itu diketahui awalnya berencana meledakkan bom rakitan itu di salah satu pasar Natal di Ludwigshafen, pada 26 November. Namun entah apa yang terjadi, rencana itu batal.
Kemudian pada 5 Desember, bocah ini berusaha menyembunyikan bom rakitan itu ke dalam tas ransel di luar pusat perbelanjaan setempat, dekat pusat kota. Saat itu ada seorang pejalan kaki yang memergoki bocah ini dan kemudian melaporkannya ke polisi.
Bocah itu tidak bisa disidangkan di Jerman karena masih berusia di bawah 14 tahun. Kini dia ditahan dan ditempatkan di salah satu fasilitas penampungan remaja setempat. "Dia kini tinggal di tempat yang aman dan tidak memberi ancaman untuk publik," terang Wali Kota Ludwigshafen, Eva Lohse.
(nvc/tor)