Dalam pidato publik pertamanya yang tergolong langka, seperti dilansir Reuters, Jumat (9/12/2016), Direktur Badan Intelijen Asing Inggris, MI6, Alex Younger menyebut Rusia dan Presiden Suriah Bashar al-Assad sengaja 'menghambat' kekalahan ISIS dengan memicu kekacauan di Suriah.
"Saat saya berbicara, struktur yang merencanakan serangan eksternal matang dalam tubuh Daesh (nama Arab ISIS), bahkan saat mereka menghadapi ancaman militer, tengah menyusun berbagai rencana untuk melakukan kekerasan terhadap Inggris dan sekutu-sekutu kita tanpa harus keluar dari Suriah," sebut Younger di markas MI6 di Vauxhall Cross, London.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan menyebut siapa saja yang menentang pemerintahan yang brutal sebagai teroris, mereka justru menghilangkan kelompok yang seharusnya ada jika ingin bisa mengalahkan kelompok ekstremis," kata Younger yang menjabat Direktur MI6 sejak tahun 2014.
"Rusia dan rezim Suriah berusaha memicu kekosongan dan menyebutnya sebagai perdamaian," imbuhnya.
Perang sipil Suriah yang pecah sejak 2011 telah menjadi 'panggung' bagi berbagai kekuatan dunia. Rusia dan Iran terang-terangan mendukung Presiden Assad, sedangkan Amerika Serikat (AS), negara-negara Teluk Arab dan kekuatan Eropa termasuk Inggris mendukung pemberontak yang menginginkan Assad lengser.
Lebih lanjut, Younger menyebut konflik Suriah sebagai ancaman besar untuk Inggris. Younger menambahkan, Inggris kini menghadapi ancaman terorisme yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia juga menyebut, sedikitnya 12 rencana serangan teror digagalkan sejak Juni 2013.
(nvc/ita)