Dilansir dari CNN, Selasa (29/11/2016), Artan sempat curhat ke media kampus bahwa dia merasa 'takut' saat beribadah di lingkungan kampus. Artan sendiri merupakan seorang Muslim.
"Jika orang-orang melihatku, seorang Muslim sedang beribadah, saya tidak tahu apa yang akan mereka pikirkan, apa yang akan terjadi," kata Artan kala itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat kabar lokal Ohio, Lantern, mengutip ucapan Artan. Menurut Artan, dirinya tak menyalahkan siapapun terkait pandangan mereka terhadap seorang Muslim.
"Saya muslim, ini tidak seperti apa yang media gambarkan tentang saya. Adalah media yang membuat pandangan seperti itu di kepala mereka dan itu membuat mereka tidak nyaman," tambah Artan.
Artan mengaku meski dirinya takut akan pandangan orang, namun dia percaya Tuhan.
"Saya bergantung pada Tuhan. Saya pergi ke sudut lalu berdoa," tambahnya.
Penyerangan dilakukan pada Senin (28/11) waktu setempat. Seperti dilansir Reuters dan AFP, Selasa (29/11), seorang pejabat pemerintahan AS mengkonfirmasi pelaku berasal dari Somalia, berusia 18 tahun dan merupakan permanent resident di AS. Sumber kedua dari kalangan pemerintah AS menyebut pelaku merupakan pengungsi asal Somalia.
Artan akhirnya tewas ditembak seorang polisi yang sedang tak bertugas, namun berada di area kampus OSU. Artan diidentifikasi sebagai mahasiswa transfer tahun ke-3 pada jurusan manajemen logistik.
Otoritas setempat meyakini Artan bertindak sendirian dalam aksinya. Kepala Kepolisian Columbus, Kim Jacobs, menyatakan pihaknya menyelidiki 'kemungkinan' serangan ini bermotif terorisme. (gbr/rna)











































