Donald Trump Sebut Pilpres AS Akan Dicurangi, Ini Kata Obama

Donald Trump Sebut Pilpres AS Akan Dicurangi, Ini Kata Obama

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 19 Okt 2016 10:46 WIB
Barack Obama (REUTERS/Carlos Barria)
Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama meminta capres Partai Republik Donald Trump untuk berhenti merengek. Obama menegaskan tidak ada bukti yang menunjukkan pilpres akan dicurangi seperti yang dilontarkan Trump selama ini.

Saat hadir dalam konferensi pers gabungan dengan Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Renzi di Gedung Putih, seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (19/10/2016), Obama ditanya soal tudingan Trump bahwa pilpres pada November mendatang akan dicurangi.

"Tidak pernah saya melihat sepanjang hidup saya atau dalam sejarah politik modern, seorang calon presiden berusaha mendiskreditkan pemilu dan proses pemilu sebelum pemungutan suara digelar. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya," ucap Obama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika, hal-hal berjalan buruk untuk Anda dan Anda kalah, Anda mulai menyalahkan orang lain? Maka Anda jelas tidak punya kualitas untuk pekerjaan ini," imbuhnya.

Obama menekankan bahwa sistem pemilu di AS dikelola dan dipantau oleh berbagai pejabat lokal. Para pejabat lokal yang memantau itu juga termasuk mereka yang ditunjuk oleh berbagai gubernur dari Partai Republik di beberapa negara bagian. Obama menegaskan, tidak ada kasus pemilih palsu yang signifikan yang pernah ditemukan dalam pemilu AS.

"Saya meminta Tuan Trump untuk berhenti merengek dan berusaha untuk mendapatkan suara (bagi Trump)," tegasnya.

Baca juga: Donald Trump Sebut Hasil Pilpres AS Akan Dicurangi di Banyak Tempat

Selama beberapa bulan terakhir, Trump menyerukan kemungkinan adanya aktivitas ilegal, termasuk warga yang sudah tewas masih terdaftar sebagai pemilih, yang bisa menodai hasil pilpres November mendatang. Trump mendorong para pendukungnya untuk mengawasi langsung di tempat-tempat pemungutan suara saat pilpres berlangsung.

Tudingan Trump bahwa pilpres dicurangi semakin marak dalam beberapa hari terakhir. Mengomentari tudingan Trump, Obama menjawab: "Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini tidak didasarkan pada fakta."

Komentar Obama ini muncul setelah Trump kembali menyinggung soal pilpres dicurangi dalam kampanye di Grand Junction, Colorado. "Pers menciptakan sistem yang curang dan meracuni pikiran para pemilih," sebut Trump.

Dalam kampanye itu, Trump juga merinci aturan baru jika dirinya terpilih menjadi Presiden AS, yakni amendemen Konstitusi AS demi memberlakukan batasan periode untuk anggota Kongres AS. Batasan waktu itu berlaku enam tahun untuk anggota DPR AS dan 12 tahun untuk anggota Senat AS.

Baca juga: Donald Trump Sebut Skandal Email Hillary Clinton Lebih Buruk dari Watergate

Dalam laporan berjudul 'The Truth About Voter Fraud' yang dipublikasi Brennan Center for Justice pada New York University School of Law disebutkan bahwa, insiden pemilih palsu memiliki level cenderung rendah, sekitar 0,00004 persen hingga 0,0009 persen.

Sedangkan kajian media AS, The Washington Post, pada Agustus lalu hanya menemukan 31 kasus kredibel soal pemilih palsu dari total 1 miliar suara yang masuk dalam pilpres tahun 2000-2014. Kajian Arizona State University pada tahun 2012 dan 2016 juga menemukan level yang rendah untuk kasus pemilih palsu.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads