Hubungan dengan AS Memanas, Duterte Akan Kunjungi China

Hubungan dengan AS Memanas, Duterte Akan Kunjungi China

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 12 Okt 2016 18:32 WIB
Rodrigo Duterte (REUTERS/Lean Daval Jr)
Beijing - Otoritas China mengkonfirmasi kunjungan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke negaranya, pekan depan. Kunjungan ini dilakukan di tengah ketegangan hubungan antara Filipina dengan Amerika Serikat (AS) yang berstatus sekutu.

Di bawah kepemimpinan Presiden Duterte, hubungan Filipina dengan AS menjadi tegang. Bahkan beberapa waktu terakhir, Duterte memilih mengesampingkan permusuhan dengan China demi membangun kemitraan baru. Selama ini, Filipina dan China bertikai soal Laut China Selatan.

Baca juga: Duterte Sebut Filipina Tak Akan Mengemis Bantuan AS dan Uni Eropa

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Rabu (12/10/2016), Kementerian Luar Negeri China mengkonfirmasi kunjungan Duterte ke China pada 18-21 Oktober 2016 mendatang. Dalam kunjungannya, Duterte akan bertemu dengan Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang.

"Akan melakukan pertukaran pandangan secara mendalam," sebut juru bicara Kemenlu China, Geng Shuang, sembari menyebut tema yang akan dibahas adalah peningkatan hubungan, kerjasama dan isu-isu kawasan.

Ditambahkan sejumlah sumber yang memahami rencana kunjungan itu kepada Reuters, bahwa sekitar 250 pengusaha eksekutif Filipina juga akan berkunjung ke China, bersama Duterte. Mereka tidak sabar untuk menemui dan berbincang dengan para pengusaha dan pemerintah China soal kesepakatan bisnis di berbagai sektor, mulai dari perkeretaapian, pembangunan, pariwisata, agrobisnis, kelistrikan, hingga pembangunan pabrik.

"China mengharapkan peningkatan rasa saling percaya antara kedua negara, memperdalam praktik kerja sama dan melanjutkan tradisi persahabatan melalui kunjungan Presiden Duterte," imbuh Geng dalam konferensi pers.

Baca juga: Filipina Hentikan Sementara Patroli Bersama AS di Laut China Selatan

Menurut Geng, kedua negara akan membahas sengketa melalui perundingan dan demi mewujudkan hubungan yang kooperatif dan strategis demi terwujudnya perdamaian dan pembangunan. "Filipina pada dasarnya adalah negara tetangga yang ramah bagi China. Kedua rakyatnya memiliki sejarah persahabatan sejak lama," sebut Geng.

Putusan arbitrase di Den Haag, Belanda, pada 12 Juli lalu, menyatakan China melanggar kedaulatan Filipina dengan mengklaim wilayah di Laut China Selatan. Putusan itu memicu kecaman China dan membuat hubungan kedua negara semakin memburuk.

Namun rencana kunjungan Duterte ke China pada bulan ini, memberikan penyegaran. Terlebih ada janji-janji digelarnya perundingan dengan China soal sengketa Laut China Selatan dan pertanda dimulainya hubungan ekonomi baru yang lebih mendalam di antara kedua negara.

Baca juga: Ancam Akhiri Aliansi dengan AS, Duterte Suruh Obama 'Pergi ke Neraka'

Di samping itu, potensi membaiknya hubungan Filipina-China ini muncul di tengah memburuknya hubungan Filipina dengan AS. Terus dikritik soal kebijakan memerangi narkoba dan kriminal yang disebut pembunuhan di luar hukum, membuat Duterte geram pada AS hingga menyerukan pemutusan hubungan kedua negara.

(nvc/nwk)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads