Perubahan sikap Trump ini terjadi selang sehari setelah calon wakil presidennya (cawapres) Mike Pence, berkomentar keras soal Putin dalam debat dengan cawapres Partai Demokrat, Tim Kaine. Dalam debat yang digelar di Virginia itu, Pence menyebut Putin sebagai 'pemimpin kecil dan penggertak'.
Komentar keras Pence itu memicu spekulasi bahwa capres dan cawapres Partai Republik berbeda sikap soal Putin dan Rusia. Saat berpidato dalam kampanye di Nevada, seperti dilansir Reuters, Kamis (6/10/2016), pernyataan Trump berubah soal Putin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Trump dan Cawapresnya Tidak Kompak Soal Putin
"Mungkin kita akan memiliki hubungan yang baik. Mungkin kita akan memiliki hubungan yang buruk. Mungkin kita akan memiliki hubungan di tengah-tengah itu," imbuhnya.
Sebelumnya, rival Trump, capres Partai Demokrat Hillary Clinton mengkritik Trump yang sering memuji Putin. Hillary menyebut Trump terlalu nyaman dengan Putin dan mempertanyakan kepentingan bisnisnya di Rusia. Tudingan itu kembali dilontarkan cawapres Hillary dalam debat pada Selasa (4/10) malam waktu setempat.
Pence pun menanggapi keras dengan mengecam keterlibatan Putin dalam konflik Suriah, dan juga dukungan Rusia untuk rezim Presiden Bashar al-Assad. Debat cawapres itu dianggap sebagai landasan untuk debat capres kedua yang akan digelar 9 Oktober waktu setempat di St Louis, Missouri.
Di Nevada, Trump menyebut Rusia bisa menjadi sekutu yang berharga dalam memerangi kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). "Saya akan mengatakan, jika kita berhubungan baik dengan Rusia dan Rusia bersama kita dan mengalahkan ISIS, maka itu bagus untuk saya," ucapnya.
Baca juga: Donald Trump Sebut Putin Pemimpin yang Jauh Lebih Baik dari Obama
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini