Seperti dilansir AFP, Kamis (6/10/2016), Guterres mendapat dukungan 13 negara dari total 15 negara anggota Dewan Keamanan (DK) PBB dalam voting informal yang digelar Rabu (5/10) waktu setempat. Tidak ada satupun anggota tetap DK PBB yang memveto Guterres untuk menghalangi pencalonannya.
Guterres sebelumnya memimpin Badan Pengungsi PBB atau UNHCR selama satu dekade hingga Desember 2015. Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, keluar dari ruang sidang DK PBB bersama 14 Dubes negara-negara anggota DK PBB lainnya, untuk menyatakan Guterres semakin dekat untuk menggantikan Sekjen Ban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tergabung di UN70 Inisiative, RI Usul Rekomendasi untuk Sekjen Baru PBB
Churkin menambahkan, DK PBB akan kembali menggelar voting secara formal pada Kamis (6/10) waktu setempat, untuk mengkonfimasi penunjukan Guterres. Dia mengharapkan, voting secara formal akan berujung hasil aklamasi.
"Kami mengharapkan Tuan Guterres menjalankan tugasnya dengan baik sebagai Sekjen PBB untuk lima tahun ke depan," harap Churkin.
Begitu DK PBB secara formal menyatakan dukungan, Guterres akan dibawa ke Majelis Umum PBB untuk disahkan. Guterres akan memulai tugasnya sebagai Sekjen PBB yang baru mulai 1 Januari tahun depan, untuk periode 5 tahun.
Dalam voting rahasia, Guterres mendapat empat voting positif dan hanya satu 'opsi tidak' dari pemegang lima negara veto DK PBB. Hal ini memuluskan langkahnya menjadi Sekjen PBB yang baru. Dalam lima voting informal sebelumnya, Guterres selalu menempati posisi teratas.
Baca juga: Pakar HAM PBB Utarakan Niat Selidiki Duterte
Guterres yang menjabat PM Portugal tahun 1995-2002 ini, akan menjadi mantan kepala pemerintahan pertama yang menjadi Sekjen PBB. Selama ini, posisi nomor satu di badan dunia itu selalu dipegang oleh mantan Menteri Luar Negeri.
Proses pemilihan Sekjen PBB yang baru mengalami perubahan dari sebelumnya. Jika sebelumnya selalu digelar tertutup, untuk tahun ini prosesnya lebih terbuka dengan masing-masing kandidat diberi kesempatan memaparkan visi dan misi di hadapan Majelis Umum PBB. Selain Guterres, ada 10 kandidat lainnya yang mencalonkan diri, antara lain pemimpin UNESCO Irina Bokova, Menteri Luar Negeri Argentina Susana Malcorra, serta mantan PM Selandia Baru dan Kepala UNDP Helen Clark. Kandidat lain memperoleh voting negatif dari pemegang veto DK PBB sehingga tak lolos.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini