AS Sebut Duterte Mirip Trump yang Haus Perhatian

AS Sebut Duterte Mirip Trump yang Haus Perhatian

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 04 Okt 2016 12:36 WIB
Rodrigo Duterte (REUTERS/Lean Daval Jr)
Washington - Amerika Serikat (AS) berusaha untuk mengabaikan retorika Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Sejauh ini, Duterte belum mengambil langkah nyata untuk menghentikan kerja sama militer dengan AS.

Dituturkan dua pejabat pemerintahan AS yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Reuters, Selasa (4/10/2016), terputusnya hubungan militer dengan Filipina bisa memicu masalah di kawasan, saat China mengalami pertumbuhan agresif. Hingga kini, belum ada pembahasan serius untuk menghukum Filipina.

Sedikit berhati-hati, pejabat AS tidak ingin melontarkan kata-kata atau melakukan tindakan yang akan mendorong Duterte untuk mewujudkan retorika itu menjadi kenyataan. Terlebih saat ini, tercatat sekitar 3 juta warga keturunan Filipina tinggal di wilayah AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia (Duterte-red) seperti Trump," sebut salah satu pejabat senior AS untuk urusan Asia Tenggara, merujuk pada calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump.

Baca juga: Duterte Minta Maaf karena Samakan Dirinya dengan Hitler

"Dia haus akan perhatian, dan semakin dia mendapat perhatian, dia akan lebih kasar. Jadi cara paling bijaksana adalah mengabaikannya," imbuhnya.

Bulan lalu, Duterte menyebut Presiden AS Barack Obama sebagai 'anak pelacur' yang memicu pembatalan pertemuan bilateral AS-Filipina. Pekan lalu, Duterte menyamakan diri dengan Adolf Hitler dan menyebut dirinya akan senang membunuh 3 juta pecandu dan pengedar narkoba di Filipina. Meskipun Duterte kemudian mengaku menyesal menggunakan kata-kata kasar itu untuk Obama dan meminta maaf kepada warga Yahudi.

Dalam komentar terbarunya pada Minggu (2/10), Duterte mengklaim mendapat dukungan dari Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dan juga dari seorang pejabat China yang tidak disebut namanya, setelah dia mengeluh diperlakukan tidak adil oleh AS.

Sementara itu, di hadapan publik Duterte menyatakan akan mengakhiri latihan militer gabungan Filipina-AS, mengusir pasukan khusus AS yang kini bertugas di Filipina bagian selatan, dan mengkaji pakta pertahanan kedua negara yang ditandatangani dua tahun lalu. Pejabat-pejabat AS menekankan, sejauh ini belum ada yang terealisasi dalam tindakan konkret.

Baca juga: Mengeluh Soal AS, Duterte Mengaku Didukung Rusia dan China

Para pejabat militer AS menyadari pertanyaan keras dan kontroversial yang disampaikan Duterte. Namun, mereka juga mendapat kepastian dari mitra mereka di Filipina bahwa hubungan militer kedua negara masih terus berlanjut seperti biasa.

"Tidak ada yang sungguh mengkhawatirkan hal itu," sebut salah satu pejabat pertahanan AS yang enggan disebut namanya.

"Itu semua omongan belaka," sebut pejabat pertahanan AS lainnya.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads