Tembak Mati Pria Kulit Hitam Tak Bersenjata, Polwan AS Didakwa Pembunuhan

Tembak Mati Pria Kulit Hitam Tak Bersenjata, Polwan AS Didakwa Pembunuhan

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 23 Sep 2016 16:13 WIB
Betty Shelby (Photo courtesy of City of Tulsa Police Dept/Handout via REUTERS)
Oklahoma - Tidak hanya di North Carolina, Amerika Serikat (AS), aksi memprotes penembakan pria kulit hitam juga terjadi di Tulsa, Oklahoma. Jaksa setempat telah menjeratkan dakwaan pembunuhan tak disengaja terhadap seorang polisi wanita yang menembak mati pria bernama Terence Crutcher itu.

Penembakan Crutcher terjadi pekan lalu, tepatnya pada Jumat (16/9), di tengah jalanan. Insiden ini berawal saat polisi mendapat laporan soal seorang pria, yang meninggalkan mobilnya di tengah jalan dengan pintu terbuka. Pria itu disebut berlari sambil berteriak bahwa mobilnya akan meledak.

Polisi wanita bernama Betty Shelby tiba di lokasi dan mendapati pria yang dimaksud, Crutcher, tidak kooperatif dengannya. Insiden ini terekam kamera dasbor mobil polisi juga kamera helikopter polisi yang dikerahkan ke lokasi, setelah Shelby meminta bantuan. Dalam rekaman video, terlihat Crutcher (40) sedang mengangkat kedua tangannya dan badannya condong ke mobilnya. Crutcher kemudian ditembak satu kali oleh Shelby dan jatuh ke aspal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam dokumen dakwaan terhadap Shelby, seperti dilansir AFP, Jumat (23/9/2016), ketua penyidik pada kantor jaksa distrik Tulsa, Doug Campbell menyebut Crutcher ditembak ketika salah satu tangannya masuk ke dalam jendela depan mobilnya, di sisi pengemudi. Seorang polisi lainnya menembakkan Taser atau senjata kejut listrik ke arah Crutcher.

Baca juga: Marak Protes Penembakan Pria Kulit Hitam, Obama Imbau Semua Tenang

Campbell juga menyebut Crutcher bergumam sendiri saat ditanyai oleh polisi. Dalam keterangannya usai penembakan, seperti tertulis dalam dakwaan, Shelby mengaku takut nyawanya dalam bahaya saat berhadapan dengan Crutcher.

"Polisi Shelby bereaksi secara tidak beralasan dengan memanaskan situasi dalam konfrontasi dengan Crutcher, yang tidak menanggapi perintah verbal polisi dan malah berjalan menjauh darinya dengan mengangkat kedua tangannya, dia menjadi emosional hingga memberikan reaksi berlebihan," sebut Campbell.

Crutcher akhirnya meninggal dunia di rumah sakit, akibat satu luka tembakan di dadanya. Pemeriksaan menyatakan, Crutcher tidak membawa senjata saat berhadapan dengan polisi.

Dalam dakwaan itu, Shelby dijerat dakwaan pembunuhan tak disengaja, dengan ancaman hukuman minimum 4 tahun penjara jika terbukti bersalah. Jaksa distrik Tulsa, Steve Kunzweller, menyebut aksi Shelby sebagai tindakan tak beralasan.

Baca juga: Ratusan Demonstran di North Carolina Blokir Jalanan dan Langgar Jam Malam

Menanggapi dakwaan itu, saudara perempuan yang juga saudara kembar Crutcher, Tiffany, memuji langkah cepat jaksa. "Kami akan tetap waspada selama proses ini berjalan dan bergabung dengan yang lain, dalam damai, menyerukan tanggung jawab dan transparansi dari penegak hukum. Kami menginginkan persidangan penuh. Kami ingin vonis," ucapnya.

Aksi protes di Tulsa menyerukan agar polisi yang menembak Crutcher dihukum. Berbeda dengan North Carolina, aksi di Tulsa berlangsung damai tanpa insiden.

(nvc/nwk)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads