Gempuran Udara Koalisi AS Hancurkan Pabrik Senjata Kimia ISIS di Irak

Gempuran Udara Koalisi AS Hancurkan Pabrik Senjata Kimia ISIS di Irak

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 14 Sep 2016 11:45 WIB
Gempuran Udara Koalisi AS Hancurkan Pabrik Senjata Kimia ISIS di Irak
Ilustrasi (Reuters)
Washington - Pesawat tempur koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) kembali menyerang posisi militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Irak. Serangan itu menghancurkan pabrik ISIS yang biasa digunakan membuat senjata kimia.

Disampaikan Letnan Jenderal Jeffrey Harrigian yang memimpin Komando Pusat Angkatan Udara AS, seperti dilansir AFP dan CNN, Rabu (14/9/2016), bahwa serangan itu menghancurkan kompleks pabrik farmasi yang dialihfungsikan menjadi pusat produksi senjata kimia ISIS.

Baca juga: Prajurit Perempuan Asing Anti-ISIS

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harrigian menyebut, pabrik ISIS itu kemungkinan besar memproduksi chlorine dan gas mustard. Laporan PBB beberapa waktu lalu memastikan adanya serangan kimia yang didalangi ISIS dan rezim Presiden Bashar al-Assad di wilayah Suriah.

"Ini menunjukkan contoh lain bentuk pengabaian terang-terangan Daesh (nama Arab ISIS) terhadap norma dan hukum internasional," ucap Harrigian kepada wartawan di Pentagon via panggilan video.

Pentagon menyebut, serangan udara koalisi AS itu menargetkan posisi ISIS di dekat Mosul, pada Senin (12/9). Serangan itu dilakukan oleh total 12 pesawat militer yang terdiri atas jet tempur koalisi AS, pesawat militer yang mampu menyerang daratan serta sebuah pesawat pengebom kelas berat B-52.

Baca juga: Rencanakan Serangan Teror Terkait ISIS, ABG 15 Tahun Ditangkap di Prancis

Serangan, sebut Harrigian, dilakukan dari 50 titik yang berbeda. Video serangan udara itu ditampilkan oleh Pentagon, yang menunjukkan sejumlah besar bangunan-bangunan beratap datar dilanda ledakan hebat secara terus-menerus.

"Kami masih belum tahu hingga saat ini (soal bahan kimia apa yang ada di dalam pabrik)," ucapnya.

Pasukan militer Irak, yang didukung koalisi serangan udara, masih dalam tahap akhir merumuskan operasi besar-besaran untuk merebut kembali Mosul, yang dikuasai ISIS sejak tahun 2014 lalu. Hingga kini, Mosul masih menjadi markas kuat ISIS di Irak, selain Raqqa di Suriah.

(nvc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads