Seperti dilansir AFP, Senin (12/9/2016), remaja yang tidak disebut namanya ini ditangkap di wilayah Paris bagian timur pada Sabtu (10/9) waktu setempat. Disebutkan bahwa remaja ini sebenarnya sudah berada di bawah tahanan rumah sejak April lalu, terkait jaringan militan.
Ketika kecurigaan semakin menguat bahwa remaja ini tengah merencanakan serangan, polisi memutuskan untuk menangkapnya. "Menanggapi seruan dari Suriah untuk menyerang Prancis," terang salah satu sumber dari kalangan penyidik Prancis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang dimaksud seruan dari Suriah itu berasal dari anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) asal Prancis, Rachid Kassim. Dalam videonya, Kassim menyerukan kepada pendukung ISIS untuk menyerang target-target di Prancis.
Sumber dari kalangan penyidik Prancis itu menyebut, si remaja 15 tahun ini pernah berkomunikasi dengan Kassim menggunakan layanan pesan terenkripsi, Telegram. Kassim sendiri diketahui sering muncul dalam video propaganda ISIS yang isinya menyerukan serangan terhadap target-target di Prancis.
Otoritas Prancis mengaitkan Kassim dengan setidaknya salah satu dari dua militan yang menghabisi seorang pastur lanjut usia di Normandy, pada Juli lalu.
Baca juga: Rencana Teror ISIS di Paris Digagalkan, 3 Wanita Ditangkap
Sementara itu, dalam pernyataannya di televisi Prancis pada Minggu (11/9) pagi, PM Valls menyebut sekitar 15 ribu orang yang masuk daftar pengawasan kepolisian, telah diradikalisasi. Jumlah ini lebih banyak dari perkiraan sebelumnya yakni 10 ribu orang.
Menurut PM Valls, sekitar 700 militan asal Prancis kini tengah bertempur bersama militan di Suriah dan juga Irak. Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve menambahkan, kepolisian Prancis menangkap sekitar 293 orang terkait jaringan teroris, sepanjang tahun ini.
(nvc/tor)











































