Obama Desak Duterte Perangi Kriminal dengan Benar

Obama Desak Duterte Perangi Kriminal dengan Benar

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 08 Sep 2016 17:54 WIB
Duterte saat menghadiri KTT ASEAN di Laos (REUTERS/Soe Zeya Tun)
Vientiane - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengungkapkan topik obrolan singkatnya dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di sela-sela KTT ASEAN di Laos. Obama menyebut dirinya mendesak Duterte untuk memerangi kejahatan dengan cara yang benar.

Obama menyampaikan hal itu terkait perang melawan kejahatan, khususnya narkoba di Filipina, yang telah menewaskan lebih dari 2.400 orang sejak Duterte menjadi presiden pada Juni lalu.

"Begitu kejinya jaringan kejahatan ini dan besarnya dampak yang ditimbulkan, tapi sangat penting dari perspektif kita untuk memastikan bahwa kita melakukannya dengan cara yang benar," tutur Obama kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Kamis (8/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Usai Komentar 'Anak Pelacur', Duterte-Obama Berjabat Tangan dan Mengobrol

"Karena konsekuensi jika Anda melakukannya dengan cara yang salah adalah, orang-orang tak berdosa menderita dan Anda menuai konsekuensi tak diinginkan yang tidak akan menyelesaikan masalah," imbuhnya.

Hal itu disampaikan Obama saat menjawab pertanyaan wartawan soal isi pembicaraan singkatnya dengan Duterte di Laos. Keduanya berjabat tangan dan mengobrol singkat selama 2 menit, sebelum masing-masing duduk di kursi untuk mengikuti acara makan malam kenegaraan di Laos.

Duterte berada di Laos untuk menghadiri KTT ASEAN, sedangkan Obama hadir untuk mengikuti KTT Asia Timur yang digelar setelah KTT ASEAN. KTT Asia Timur digelar di Laos sejak Kamis (8/9), yang diikuti oleh 10 negara ASEAN juga Jepang, Korea Selatan, Australia, India, Rusia dan AS.

Baca juga: Obama dan Duterte Batal Bertemu karena Komentar Kasar, AS: Kata-kata Itu Penting

Kedua kepala negara itu sempat bersitegang setelah Duterte menyebut Obama sebagai 'anak pelacur'. Komentar itu dilontarkan Duterte saat menyatakan dirinya tidak akan bersedia dikuliahi soal HAM oleh Obama, ketika keduanya bertemu.

Dampak dari komentar kasar itu, pertemuan bilateral Obama-Duterte yang seharusnya digelar Selasa (6/9), akhirnya dibatalkan oleh Gedung Putih.

Ketegangan antara AS dan Filipina yang merupakan sekutu, tergolong tak biasa dalam pertemuan tingkat tinggi. Kedua negara memiliki kemitraan yang kuat, dan AS selama ini mendukung upaya Filipina yang menyerukan China mematuhi hukum internasional dalam sengketa Laut China Selatan.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads