Sebelum bertemu dengan Erdogan, Biden bertemu dengan PM Turki Binali Yildirim. Dalam pertemuannya dengan Biden, Yildirim meminta agar Fethullah Gulen yang dituduh sebagai dalang kudeta diekstradisi ke Turki.
Namun Wakil Presiden AS Joe Biden mengatakan ahli hukum AS masih terus mengevaluasi bukti-bukti yang ditunjukkan oleh Pemerintah Turki. Evaluasi itu diperlukan untuk proses ekstradisi Gulen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bekerja sama juga dengan pihak berwenang Turki," lanjutnya.
Biden menepis bahwa AS memiliki kepentingan terhadap Gulen. "Tidak... Tidak... Tidak. (AS) tidak memiliki kepentingan apapun dalam melindungi siapa saja yang telah melakukan kerusakan di negara sekutu," ucap Biden.
Tetapi Biden menyampaikan perlu ada proses hukum di bawah standar hukum AS apabila Gulen ingin diekstradisi. Biden juga menuturkan bahwa ekstradisi tanpa proses hukum merupakan pelanggaran impeachable.
"Kami tidak punya alasan lain selain bekerja sama dengan Anda (Turki). Ini membutuhkan waktu. Roda keadilan ini akan bergerak perlahan-lahan. Kami benar mengerti soal orang-orang Turki yang marah. Kami akan ekstradisi jika terbukti bersalah," imbuhnya.
Sementara itu, Gulen yang mengasingkan diri ke AS sejak tahun 1999 lalu, berulang kali membantah terlibat kudeta. Gulen justru memperingatkan, tudingan-tudingan terhadap dirinya merupakan 'permainan' Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) yang berkuasa di Turki, untuk semakin menancapkan pengaruhnya.
Sedikitnya 246 orang tewas dan lebih dari 2.100 orang lainnya luka-luka saat percobaan kudeta berlangsung pada 15 Juli lalu. Percobaan kudeta itu digagalkan oleh otoritas dan militer Turki yang menegaskan Erdogan tetap berkuasa. (yds/bpn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini