Sovereign Hill yang berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari Melbourne memang dahulunya menjadi pusat pertambangan emas. Konon, berton-ton emas berhasil ditemukan para penambang di daerah perbukitan itu.
Setelah emas habis, para penambang pun pergi. Bekas tambang-tambang emas ditinggal begitu saja. Sebagian besar tambang emas berada di bawah tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengunjung pun bisa menelusuri kehidupan para penambang di masa lalu. Pengelola tempat wisata itu memberikan gambaran utuh tentang kehidupan para penambang, termasuk kerja keras yang harus dilalui para penambang demi mendapatkan bongkahan emas.
![]() |
Tambang terbesar berada di ujung kota kecil Sovereign Hill. Sebuah replika mesin penambangan kuno berada di pintu masuk kompleks tambang. Alat itu dahulunya digunakan untuk mengangkut tanah yang mengandung bubuk emas.
detikcom dan 2 media lain yang difasilitasi Australia Plus ABC International mengunjungi bekas tambang emas di Sovereign Hill. Kompleks tambang emas berada di kedalaman 30-50 meter di dalam tanah. Sehingga, untuk masuk ke kompleks penambangan, pengunjung harus menaiki kereta mini.
Memasuki kompleks pertambangan, suasana sangat gelap. Secercah cahaya baru terlihat saat kereta sudah sampai di area jalan masuk menuju titik galian. Terlihat kayu-kayu disusun sebagai dinding penahan agar tanah tidak longsor.
Jalur kereta lori juga dibangun di area pertambangan itu. Dahulu, lori digunakan untuk mengangkut tanah hasil galian. Tanah-tanah hasil galian dibawa ke bagian luar untuk dipisahkan bongkahan emas yang terkandung di dalamnya.
Udara di dalam area tambang sangat lembab, penerangan pun sangat minim walau beberapa lampu telah dipasang. Dahulu, para penambang menggali tanah tanpa penerangan yang memadai. Mereka bekerja dalam keadaan gelap dan lembab.
Seorang guide yang mendampingi para pengunjung menjelaskan, para penambang dahulu berada sejak pagi hingga menjelang malam di area tambang. Lebih dari 10 jam sehari mereka bekerja di bawah tanah.
Untuk makan, para penambang membawa bekal roti dengan lapisan gandum yang sangat tebal. Roti-roti itu berisi daging, sayur dan kacang.
"Di sini tidak air untuk mencuci tangan, sehingga para penambang makan bagian dalam roti isi itu. Roti sengaja dilapisi gandum yang tebal dan bagian itu tidak dimakan. Hanya bagian dalam saja yang dimakan," jelas guide.
Saat berjalan mengelilingi area tambang, terlihat beberapa patung penambang. Patung-patung itu dibuat untuk menggambarkan bagaimana para penambang di masa itu bekerja.
Di beberapa titik di dinding tambang, terlihat beberapa bongkahan kecil berwana keemasan. Para guide mengatakan bongkahan kecil itu emas asli yang sengaja ditinggalkan, agar pengujung mempunyai gambaran bagaimana cara penambang mendapatkan emas.
Dengan udara yang sangat lembab, pengunjung tidak bisa berlama-lama berada di area pertambangan bawah tanah. Guide akan memandu pengunjung untuk keluar menaiki kereta mini.
Di bagian luar tambang bawah tanah, sekitar 100 meter di bagian selatan ada sebuah sungai kecil. Sungai kecil itu dahulu juga dijadikan tempat mencari emas. Para pencari emas menggunakan sebuah benda berbentuk seperti tampah namun terbuat dari logam. Benda itu digunakan untuk mengayak pasir dan memisahkan menggunakan air hingga ditemukan serbuk dan kerikil emas.
Pengelola Sovereign Hill menjadikan sungai kecil itu sebagai objek wisata. Pengunjung bisa mencoba mencari emas di sungai menggunakan alat yang digunakan para pencari emas zaman dulu.
![]() |
Uniknya, pengelola setiap harinya menabur 2 gram bubuk emas di sungai. Sehingga pengunjung yang beruntung bisa menemukan bubuk emas setelah mengayak tanah yang diambil dari dasar sungai. Bubuk emas itu pun bisa dibawa pulang para pengunjung yang beruntung.
Di tengah pengunjung yang asyik mencari emas di sungai, tiba-tiba ada polisi yang datang dan menanyakan izin mencari emas. Dahulu, para pencari dan penambang emas diwajibkan memegang surat izin. Untuk mendapatkan surat izin tentu saja harus membayar uang kepada pihak pemerintah.
Polisi akan memarahi pengunjung yang tidak membawa surat izin mencari emas. Namun tentu saja polisi itu hanya berakting. Hal tersebut dilakukan agar pengunjung memiliki gambaran bagaimana keadaan para pencari emas di masa lalu.
![]() |
Di pinggir-pinggir sungai, berdiri warung-warung yang akan membeli emas temuan para penambang. Warung-warung itu hanya berukuran 2x2 meter dan tersebar di beberapa titik di pinggir sungai.
Sementara itu, tak jauh dari sungai, terdapat perkampungan para penambang. Rumah-rumah penambang terlihat sangat memperihatinkan. Rumah hanya berukuran 4x6 yang dibangun dari papan kayu. Pintunya pun sangat pendek hingga orang yang akan masuk ke rumah harus menunduk.
Di dalam rumah, hanya ada satu ranjang kecil tanpa kasur yang berada dekat dengan dapur. Hanya ada satu meja dan dua kursi kecil di rumah itu. Ternyata, memang seperti itulah kondisi rumah para penambang di masa lalu.
Baca terus fokus "Jelajah Australia 2016" dan ikuti Hidden Quiz-nya! (nwk/nwk)