Kemarahan itu disampaikan lewat aksi protes yang dilakukan para pengacara dan sejumlah organisasi secara nasional. Demikian dilansir Reuters, Rabu (10/8/2016).
Aksi protes digelar di depan Mahkamah Agung di Islamabad. Jaksa Agung Pakistan, Ashtar Ausaf Ali menyebut pelaku bom bunuh diri lemah dan menyedihkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Korban Tewas Bom Bunuh Diri di Rumah Sakit Pakistan Bertambah Jadi 70 Orang
Kesedihan tidak bisa disembunyikan oleh Abdul Hamid Khokher (67) yang kehilangan sang adik, Rashid Khoker dalam bom bunuh diri itu. Abdul Hamid sedang menelepon Rashid yang seorang pengacara, beberapa saat sebelum ledakan.
"Kami mencarinya, dan yang kami lihat hanyalah mayat. Pada akhirnya, kami menemukan dia terbaring di sana. Kami menemukan mayatnya," ucap Abdul Hamid di pemakaman Rashid.
Saat pemakaman Rashid, salah seorang rekannya yaitu Ghulam Ghaus Qadri menyampaikan kecaman atas bom bunuh diri. Dia meminta pemerintah memastikan tak ada lagi insiden seperti ini.
"Saya meminta kepada pemerintah, demi Tuhan, serangan-serangan seperti ini tidak boleh terjadi," seru Qadri.
Baca Juga: Taliban dan ISIS Sama-sama Mengklaim Bom Bunuh Diri di Rumah Sakit Pakistan
Toko-toko hingga sekolah di Quetta yang merupakan lokasi bom bunuh diri, masih tutup dalam rangka hari berkabung nasional. Tanda tanya soal bom bunuh diri ini datang dari Shoaib Kasi (42), adik dari Bilal Kasi yang tewas karena bom.
"Kami tidak bisa memahami siapa yang melakukan ini dan mengapa. Kami tidak bermusuhan dengan siapapun," ungkap Shoaib. (imk/imk)











































