Otoritas Jerman mencegah Erdogan untuk memberikan pernyataan kepada para pendukungnya yang menggelar aksi di Cologne, Jerman pada Minggu (31/7) lalu. Sikap Jerman itu memicu otoritas Turki memanggil utusan diplomatik Jerman di Ankara.
Aksi massa mendukung Erdogan yang digelar di Istanbul (Yasin Bulbul/Presidential Palace/Handout via REUTERS) |
"Ke mana demokrasi?" tanya Erdogan di hadapan pendukungnya saat membahas soal Jerman, seperti dilansir Reuters, Senin (8/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ratusan Ribu Orang di Istanbul Berkumpul Melawan Kudeta terhadap Erdogan
Kritikan terhadap Jerman dilontarkan Erdogan saat berbicara di hadapan pendukungnya yang menggelar aksi di Istanbul pada Minggu (7/8) waktu setempat. Aksi yang disebut aksi pro-demokrasi itu, digelar untuk menunjukkan dukungan pada Erdogan, usai percobaan kudeta digagalkan pada 15 Juli lalu.
Dalam pernyataannya, Erdogan juga menuding otoritas Jerman mengizinkan militan Kurdi PKK, musuh Turki, untuk menyiarkan video via telekonferensi. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal tudingannya itu.
Erdogan dan istri saat menyapa massa pendukung (Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via REUTERS) |
Aksi dukungan untuk Erdogan itu digelar besar-besaran di alun-alun Yenikapi, Istanbul. Sejumlah media lokal menyebut ada sekitar 5 juta orang yang ikut serta dalam aksi yang dihadiri oleh pemimpin lintas partai di Turki itu. Media lokal, Daily Sabah, menyebut Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) yang menaungi Erdogan, berbagi panggung dengan Partai Rakyat Republiik (CHP) dan Parai Gerakan Nasionalis (MHP).
"Kemenangan adalah milik demokrasi," demikian bunyi salah satu spanduk yang dibawa massa dalam aksi itu.
Baca juga: Erdogan Dukung Pembasmian Pengikut Ulama Fethullah Gulen
Aksi dukungan untuk Erdogan ini tak hanya digelar di Istanbul dan ibu kota Ankara saja, melainkan juga terjadi di Izmir, kota wisata di sebelah barat, juga di Antalya dan Diyarbakir, masing-masing di sebelah selatan dan tenggara Turki.
(nvc/ita)












































Aksi massa mendukung Erdogan yang digelar di Istanbul (Yasin Bulbul/Presidential Palace/Handout via REUTERS)
Erdogan dan istri saat menyapa massa pendukung (Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via REUTERS)