Dalam laporan terbarunya, Amnesty menyatakan seperti dilansir media Press TV, Senin (25/7/2016), pihaknya mendapat laporan bahwa polisi di ibukota Ankara dan di kota Istanbul menahan sejumlah tahanan dalam "posisi yang membuat stres" selama 48 jam. Para tahanan juga tidak mendapatkan kebutuhan dasar seperti makanan, air minum dan perawatan medis.
Diimbuhkan Amnesty, para tahanan juga diancam dan diserang secara verbal di pusat-pusat penahanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada Amnesty, dua pengacara yang membela tahanan-tahanan di Ankara mengatakan bahwa mereka menyaksikan "perwira-perwira militer senior disodomi dengan tongkat polisi oleh polisi-polisi di tahanan."
Direktur Eropa Amnesty, John Dalhuisen menyampaikan keprihatinan atas pelanggaran tersebut.
"Laporan penyiksaan termasuk pemukulan dan pemerkosaan di tahanan ini sangat mengkhawatirkan, khususnya mengingat skala penahanan yang telah kita lihat dalam pekan terakhir. Detail suram yang telah kami dokumentasikan itu hanyalah sebuah potret dari pelanggaran-pelanggaran yang mungkin terjadi di tempat-tempat penahanan," Dalhuisen.
Dalhuisen pun menyerukan otoritas Turki untuk menghentikan praktik mengerikan tersebut dan mengizinkan para pengawas internasional mengunjungi semua tahanan di tempat-tempat mereka ditahan.
(ita/ita)











































