AS Serukan Semua Pihak di Turki Dukung Erdogan dalam Melawan Upaya Kudeta

AS Serukan Semua Pihak di Turki Dukung Erdogan dalam Melawan Upaya Kudeta

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 16 Jul 2016 15:13 WIB
Foto: reuters
Washington, - Pemerintah Amerika Serikat menyerukan semua pihak di Turki untuk mendukung pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam melawan upaya kudeta. Seruan ini disampaikan seiring para pemimpin dunia menyatakan keprihatinan atas pergolakan yang terjadi di negara anggota NATO itu.

Presiden AS Barack Obama dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah menelepon Erdogan dan menyampaikan dukungan mereka, setelah sebuah faksi militer Turki mengumumkan kudeta pada Jumat, 15 Juli malam waktu setempat. Kudeta yang hanya berlangsung beberapa jam tersebut gagal, dan pemerintahan Erdogan kini telah mengendalikan situasi.

"Presiden dan Menteri sepakat bahwa semua pihak di Turki harus mendukung pemerintah Turki yang terpilih secara demokratis, mengendalikan diri dan menghindari kekerasan atau pertumpahan darah," demikian pernyataan Gedung Putih seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (16/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erdogan telah memimpin Turki sejak tahun 2003. Seandainya kudeta di Turki tersebut berhasil, maka itu akan menjadi salah satu pergolakan terbesar di Timur Tengah dalam beberapa tahun ini.

Erdogan yang dikenal berlidah tajam, kerap dituding otoriter oleh sejumlah pihak di Turki. Erdogan juga sering bersitegang dengan para tetangga seperti Israel, Iran dan Rusia. Namun Turki merupakan sekutu penting bagi Washington, yang kerap menyebut Turki sebagai teladan bagi demokrasi pasar bebas di dunia muslim, meskipun Turki memiliki catatan buruk soal kebebasan berekspresi.

Dalam kudeta yang gagal di Turki tersebut, para tentara pembangkang sempat menguasai jembatan-jembatan dan menduduki sejumlah kantor media.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding ulama ternama Fethullah Gulen yang bermukim di Pennsylvania, AS sebagai dalang upaya kudeta ini. Namun tuduhan ini dibantah keras Gulen yang merupakan musuh Erdogan.

Ulama berumur 75 tahun itu, dulunya merupakan sekutu erat Erdogan. Namun keduanya berseteru dalam beberapa tahun terakhir seiring Erdogan mencurigai gerakan Hizmet yang dipimpin Gulen. Keberadaan gerakan tersebut belakangan ini menonjol di masyarakat Turki, termasuk media, kepolisian dan pengadilan.

Gulen pindah ke AS pada tahun 1999, sebelum dia dikenai dakwaan pengkhianatan di Turki.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads